Waspadai Fenomena Harga Emas Anjlok setelah 2011, Apa Penyebabnya?
JAKARTA, iNews.id - Waspadai fenomena harga emas anjlok setelah 2011 yang menggemparkan dunia. Pasalnya, harga emas mengalami penurunan setelah sempat menyentuh puncaknya di tahun tersebut.
Mengutip data Refinitiv, harga emas mencetak rekor di level 1.920/troy ons pada 6 September 2011, meski akhirnya ditutup terkoreksi di 1.872/troy ons.
Harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 21 April 2025 di angka 3.424/troy ons. Kenaikan harga komoditas ini mulai konsisten sejak pertengahan 2022.
Kenaikan harga emas dunia ini mengingatkan dengan pergerakan pada 2011, di mana setelah mengalami lonjakan signifikan hingga menembus level tertinggi sepanjang masa, harga komoditas ini tiba-tiba terjun bebas.
Dikutip dari Bareksa, harga emas dalam negeri berpatokan terhadap harga emas dunia yang dikonversi ke dalam nilai
rupiah. Pasar emas dunia menggunakan harga emas tetap atau gold fix dan harga emas spot atau spot price sebagai pedoman.
Penentuan harga emas setiap hari pada pukul 10.30 GMT (London Gold AM Fix) dan pukul 15.00 GMT (London Gold PM Fix) di London. Ini merupakan bursa sebagian besar perdagangan emas dunia terjadi.
Adapun, fenomena harga emas anjlok setelah 2011 terjadi setelah harga komoditas tersebut menukik selama satu dekade penuh yang didorong krisis finansial 2008, program stimulus ekonomi seperti pelonggaran kuantitatif dan suku bunga rendah.
Setelah mencapai level tertinggi di 1.900/troy ons, harga emas terus mengalami koreksi besar, bahkan turun sekitar 40 persen dari puncaknya hingga menyentuh level terendah di angka 1.050/troy ons pada akhir 2015.
Penurunan harga emas di periode 2011-2015 dipicu berbagai faktor. Saat ekonomi global mulai pulih pascakrisis 2008, minat terhadap aset lindung nilai seperti emas mulai menurun.
Di saat yang sama, bank sentral AS, Federal Reserve memberikan sinyal akan mengurangi stimulus moneter (tapering) yang akhirnya diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan pada akhir 2015. Selama periode tersebut, nilai Dolar AS juga mengalami penguatan.
Kombinasi faktor-faktor ini secara bersama-sama memberikan tekanan terhadap harga emas, menunjukkan bahwa koreksi harga adalah sesuatu yang wajar ketika kondisi fundamental pasar berubah.
Demikian ulasan fenomena harga emas anjlok setelah 2011 yang harus diwaspadai oleh para investor.
Editor: Aditya Pratama