Wow! Kekayaan Orang Terkaya ke-3 di Dunia Bertambah Rp907 Triliun dalam 8 Bulan
NEW DELHI, iNews.id - Orang terkaya ke-3 di dunia, Gautam Adani telah menghasilkan 60,9 miliar dolar AS atau setara Rp907 Triliun dalam 8 bulan tahun ini. Pada saat dia naik ke peringkat ketiga pada awal pekan ini, kekayaannya tercatat sebesar 137 miliar dolar AS.
Sementara berdasarkan data terbaru Bloomberg Billionaires Index, kekayaan orang terkaya di Asia ini tercatat sebesar 141 dolar AS atau setara Rp2.100 triliun. Selisihnya dengan Jeff Bezos yang berada di peringkat kedua hanya 10 miliar dolar AS, di mana kekayaan pendiri Amazon itu sebesar 151 miliar dolar AS atau Rp2.248,74 triliun. Di posisi pertama, masih Elon Musk dengan mengantongi kekayaan senilai 241 dolar AS atau Rp3.589 triliun.
Mengutip MarketWatch, pengusaha asal India itu menjadi orang Asia pertama yang sampai pada peringkat tersebut. Kekayaannya menyalip CEO raksasa barang mewah LVMH Bernard Arnault yang berada di posisi keempat, Bill Gates di posisi kelima, dan CEO Berkshire Hathaway Warren Buffet di peringkat keenam.
Di banding konglomerat lainnya dalam daftar orang terkaya dunia, Adani merupakan taipan dengan penambahan kekayaannya paling besar. Banyak di antara taipan dunia yang kekayaannya justru turun.
Per akhir Agustus 2022, kekayaan Elon Musk tercatat susut 18,9 triliun dolar AS menjadi 251 dolar AS. Sedangkan kekayaan Bezos merosot 39 miliar dolar AS menjadi 153 miliar dolar AS.
Adani adalah pendiri perusahaan konglomerasi multinasional India, Adani Group, operator pelabuhan terbesar di negara itu. Bisnis perusahaan lainnya termasuk pembangkit dan transmisi tenaga listrik, energi terbarukan, gas alam, infrastruktur, operasi bandara dan pertambangan. Adani Solar, misalnya, memiliki target untuk menghasilkan 450 GW energi terbarukan pada 2030.
TotalEnergies mengakuisisi 25 persen saham di Adani New Industries untuk memproduksi dan mengomersialkan hidrogen hijau di negara tersebut. Entitas andalannya, Adani Enterprises mengalami kenaikan laba bersih konsolidasi sebesar 73 persen dan pendapatan konsolidasi melesat 225 persen pada kuartal I yang berakhir Juni. Saham perusahaan tersebut telah naik 86 persen sepanjang tahun ini.
Tetapi ekspansi Adani juga telah menimbulkan kekhawatiran atas utangnya. Kelompok riset utang CreditSights pada pekan lalu menggambarkan kerajaan bisnis Adani sangat berlebihan dan berisiko tenggelam ke dalam perangkap utang besar-besaran karena rencana pertumbuhan yang didanai oleh pinjaman.
Editor: Jujuk Ernawati