AAJI: Pendapatan Asuransi Jiwa Kuartal II-2018 Capai Rp89,73 Triliun
JAKARTA, iNews.id – Pendapatan industri asuransi jiwa pada kuartal II-2018 mencapai Rp89,73 triliun. Angka tersebut menurun bila dibandingkan pendapatan kuartal yang sama tahun 2017 yakni Rp116,35 triliun.
Ketua umum Asosiasi Arusansi Jiwa Indonesia Hendrisman Rahim menuturkan, penurunan ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti kurang menariknya iklim investasi Indonesia, dan tahun politik yang kini masih berlangsung. Namun, penurunan ini sebenarnya telah diprediksi oleh AAJI.
Dia mengungkapkan, keadaan ini tak akan terus berlanjut. Berkaca melalui pengalaman yang ada, penurunan ini akan membaik di akhir tahun. "Karena kita masuk tahun politik. Industri ini sudah siap, tapi kami punya keyakinan dari pengalaman yang ada enggak akan sampai akhir tahun dan menjelang akhir akan mencapai titik, mudah-mudahaan akan membawa angin segar baru bagi industri untuk meningkatkan investasi," katanya di Jakarta, Senin (27/8/2018).
Sementara itu, pendapatan premi kuartal II-2018 sebesar Rp93,58 triliun. Angka tersebut meningkat 5,5 persen dibanding periode serupa tahun 2017 yakni sebesar Rp88,66 triliun.
Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang berkontribusi sebesar 44,9 persen. Posisi kedua dipegan oleh saluran distribusi sebesar 39,3 persen, dan disusul oleh saluran distirbusi alternatif sebesar 15,9 persen.
Pertumbuhan bisnis baru ditopang dari meningkatnya kinerja seluruh distribusi keagenan sebesar 27,9 persen dan saluran bancassurance naik 8,5 persen. Masing-masing berkontribusi sebesar 27,5 persen dan 55,7 persen terhadap premi bisnis baru.
Dari sisi pertumbuhan bisnis baru, hal ini ditopang oleh jenis produk asuransi terkait investasi yang berkontribusi sebesar 59,5 persen dari total premi dan berkontribusi 52,4 persen dari bisnis baru.
Walaupun total pendapatan industri asuransi jiwa melemah, tapi jumlah investasi pada kuartal kedua 2018 mengalai pertumbuhan sebesar 2,4 persen menjadi Rp445,83 triliun. Kenaikan jumlah investasi menjadi kontributor utama dari kenaikan total aset sebesar 1,2 persen menjadi Rp499,96 triliun dibanding periode yang sama tahun 2017 senilai Rp493,99 triliun.
Editor: Ranto Rajagukguk