Demo Ricuh Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp16.513 per Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah di pasar spot anjlok pada awal perdagangan Jumat (29/8/2025). Hal itu seiring sentimen negatif dari situasi politik domestik yang tengah memanas.
Setelah dibuka tipis di level Rp16.347 per dolar AS, rupiah tiba-tiba merosot dan sempat menyentuh level Rp16.513 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa pelemahan rupiah ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Namun, faktor internal, khususnya ketegangan politik, memiliki dampak yang sangat besar.
"Kondisi perpolitikan di Amerika ini membuat pasar kembali mencari aset-aset yang aman, yaitu adalah safe haven," kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (29/8/2025).
Namun, menurutnya, insiden pada Kamis (28/8/2025) di mana ada oknum aparat yang menabrak pengemudi ojek online saat demonstrasi, telah memicu tensi politik memanas.
"Kejadian tadi malam ini benar-benar membuat masyarakat, kemudian mahasiswa dan pelajar ini sedikit memanas," ujarnya.
Ibrahim menambahkan, sentimen negatif ini diperburuk oleh isu-isu lain yang sudah ada sebelumnya, seperti rencana pemberian tunjangan perumahan untuk anggota DPR dan kasus korupsi yang melibatkan mantan aktivis 98.
"Ini carut-marut ini yang membuat pasar sedikit apatis ya terhadap perpolitikan di Indonesia ini yang membuat rupiah kembali mengalami pelemahan cukup tajam," jelasnya.
Pada penutupan perdagangan, rupiah diperkirakan melemah tajam hingga 85 poin, mencapai Rp16.433 per dolar AS.
Menurut Ibrahim, insiden ini mengingatkan pada peristiwa 1998 dan berpotensi memicu gelombang demonstrasi yang lebih besar, dengan tuntutan utama agar DPR mengesahkan undang-undang perampasan aset koruptor. Meskipun Kapolri sudah meminta maaf, Ibrahim mengingatkan pemerintah untuk tetap waspada.
"Pemerintah pun juga harus berhati-hati ya walaupun Kapolri sudah meminta maaf ya secara terbuka ya terhadap ojek online ya, kementerian atas mahasiswa dan pelajar tapi harus diingat bahwa pemerintah harus tetap waspada bahwa unjuk rasa kemungkinan besar akan terus bergulir," pungkas Ibrahim.
Editor: Puti Aini Yasmin