Ekspor Tembus 186,32 Miliar Dolar AS, Menperin: Sektor Industri Berkontribusi 77,16 Persen
JAKARTA, iNews.id - Sektor industri memberikan kontribusi hingga 77,16 persen dari total nilai ekspor nasional yang mencapai 186,32 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama delapan bulan di tahun ini.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan kontribusi terbesar berasal dari ekspor industri manufaktur (pengolahan).
Per Oktober 2021, industri pengolahan Indonesia mencatatkan nilai ekspor sebesar 143,76 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat 35,53 persen dibandingkan 106,08 miliar dolar AS pada periode sama Tahun 2020.
“Sektor industri manufaktur masih konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Artinya, sektor industri masih punya tingkat resiliensi yang tinggi terhadap berbagai tantangan global, termasuk dampak pandemi Covid-19,” ujar Menperin di Jakarta, Selasa (16/11/2021).
Dia menjelaskan, sektor industri manufaktur memiliki peranan penting terhadap pembentukan struktur neraca perdagangan nasional. Pada Januari-Oktober 2021, neraca perdagangan sektor industri pengolahan menunjukkan surplus sebesar 26,33 miliar dolar AS.
“Melihat kinerja ini, saya kira tidak lepas dari peran serta seluruh pihak yang bahu membahu dalam penanganan pandemi Covid-19. Sehingga kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia dapat berangsur membaik, saya mendapat laporan bahwa order-order dari luar negeri makin kencang ke Indonesia,” ungkap Agus Gumiwang.
Hal itu, lanjutnya, terlihat dari beberapa sektor industri yang mengalami kenaikan ekspor, misalnya industri otomotif yang ekspor CBU-nya naik 30%, kemudian industri elektronika rumah tangga yang naik dua kali lipat ekspornya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Agus menerangkan, nilai ekspor industri pengolahan pada Oktober 2021 mencapai 16,07 miliar dolar AS dan memberikan kontribusi sebesar 72,94 eprsen dari total nilai ekspor di bulan kesepuluh tahun ini yang mencapai 22,03 miliar dolar AS.
Nilai ekspor industri pengolahan pada Oktober 2021 naik 3,61 persen dibanding September 2021, dan meningkat 36,50 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Lebih detail, ia menyebut, untuk pangsa pasar utama ekspor non-migas Indonesia meliputi Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan India. Pada Oktober 2021, pangsa ekspor Indonesia ke ASEAN sebesar 3,55 miliar dolar AS dan ke Uni Eropa sebesar 1,54 miliar dolar AS.
Menperin Agus menegaskan, pihaknya bertekad mewujudkan sektor industri nasional yang mandiri, berdaulat, maju, dan berdaya saing global.
Hal ini sejalan dengan target besar dari peta jalan Making Indonesia 4.0, yakni menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
Dalam kerangka pembangunan industri yang mandiri dan berdaulat, Kemenperin terus mendorong optimalisasi beberapa program, di antaranya program substitusi impor 35 persen tahun 2022, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan hilirisasi sumber daya alam.
Selanjutnya, upaya mewujudkan industri yang maju dan berdaya saing dilakukan melalui empat program. Pertama, program Making Indonesia 4.0. Kedua, program industri hijau dan industri biru. Ketiga, program stimulus produksi dan daya beli. Keempat, implementasi non-tarrif barrier.
“Kemudian kebijakan atau program yang mengarah pada upaya mewujudkan industri yang berkeadilan dan inklusif di antaranya adalah implementasi harga gas bumi tertentu. Selain itu, program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) serta Bangga Buatan Indonesia (BBI), pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa, serta program industri halal,” tutur Agus Gumiwang.
Editor: Jeanny Aipassa