Hanya 19 Persen Pekerja AS Puas dengan Jumlah Gaji yang Diterima

JAKARTA, iNews.id - Orang Amerika Serikat (AS) merasa dibayar dengan gaji rendah. Survei baru-baru ini menemukan bahwa hanya 19 persen pekerja di AS yang merasa nyaman dengan jumlah gaji mereka.

Ketika ditanya berapa jumlah gaji yang ideal, 60 persen responden mengatakan memerlukan kenaikan minimal 6.000 dolar AS.

Baca Juga

InJourney Terima Permintaan 558 Penerbangan Tambahan Selama Libur Nataru

Jumlah pekerja yang mengeluhkan gajinya cukup bervariasi bergantung tempat tinggal mereka. Mereka yang tinggal di timur laut adalah orang yang paling tidak senang, dengan hanya 16 persen dari total responden mengatakan merasa nyaman dengan gajinya saat ini.

Di pertengahan barat dan tenggara, jumlah tersebut meningkat menjadi 18 persen, di barat daya 20 persen, dan di barat 21 persen.

Perbedaan juga tampak jika berbicara jenis kelamin. 21 persen pria mengatakan, merasa nyaman dengan gaji mereka, sementara wanita hanya 16 persen. Data tersebut terbilang representatif dengan banyaknya anggapan wanita dibayar 20 persen lebih rendah dari pria meski melakukan pekerjaan yang sama, menurut Institute For Women Policy Research.

Jadi apa yang pekerja AS lakukan tentang ketidakpuasan mereka?

Lebih dari setengahnya bersedia mengganti pekerjaan mereka jika tempat yang baru menawarkan gaji yang besar. "Meskipun jelas bahwa isu-isu ini penting bagi karyawan. Ini juga sangat penting bagi para pengusaha untuk melihat tren yang terjadi," demikian isi laporan survei tersebut, mengutip CNBC, Sabtu (27/1/2018).

"Perusahaan dapat kehilangan pekerja mereka yang paling berbakat ke perusahaan yang menawarkan kompensasi dan kenaikan yang lebih baik."

Hampir setengah dari responden yang disurvei berencana untuk meminta kenaikan gaji tahun ini. Mereka berharap adanya kenaikan rata-rata antara 6 dan 10 persen.

"Alasan paling umum untuk mengajukan permintaan, sederhananya: Orang merasa berhak mendapatkannya. Tiga dari lima responden yang berharap untuk meminta kenaikan gaji melakukannya karena mereka yakin kinerja baiknya harus dihargai," kata laporan survei tersebut.

Editor: Ranto Rajagukguk