Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content

Harga Saham Emiten Batu Bara Melambung, Ini Pemicunya

Rabu, 18 Januari 2023 - 18:11:00 WIB
Harga Saham Emiten Batu Bara Melambung, Ini Pemicunya
China mengumumkan menurunkan produksi batu bara. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Harga saham emiten batu bara melambung pada perdagangan hari ini, Rabu (18/1/2022), meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup erkoreksi 0,02 persen atau 1,55 poin ke level 6.765.

Sektor energi menjadi salah satu sektor yang mengalami penguatan dengan kenaikan 0,46 persen. Penguatan sektor ini ditopang naiknya harga saham emiten batu bara  di Bursa Efek Indonesia, antara lain PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang naik 0,96 persen ke level Rp3.170, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang naik 0,42 persen ke level Rp35.700 dan PT Indika Energy Tbk (INDY) yang naik 0,39 persen ke level Rp2.560.

Melansir 2nd Session Closing IDX Channel, kenaikan saham emiten batu bara tersebut dipicu respons positif atas penguatan harga batu bara dunia pada perdagangan kemarin, Selasa (17/1/2023). 

Harga batu bara kontrak Februari di pasar Ice Newcastle ditutup di level 330 dolar AS per ton atau menguat 1,19 persen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Dengan demikian, harga batu bara mengalami rebound usai terkoreksi pada Jumat hingga Senin lalu. Di mana, pada dua hari tersebut harga batu bara anjlok 4,9 persen. 

Pemicu kenaikan harga batu bara juga ditopang oleh menurunnya produksi batu bara China, serta peningkatan permintaan dari India. Peningkatan terjadi usai pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di India diprediksi di kisaran 12 hari atau lebih rendah dari seharusnya 24 hari. 

Pemerintah India belum lama ini menyatakan akan meningkatkan pasokan untuk stok cadangan batu bara nasional. Guna mengurangi potensi kekurangan pasokan, pemerintah India mengimbau perusahaan batu bara untuk mengimpor lebih cepat.

Analis Samuel Sekuritas Jonathan Guyadi dalam risetnya menyampaikan bahwa dalam jangka menengah, potensi peningkatan produksi batu bara Tiongkok akan menekan permintaan impor. Penurunan impor batu bara juga akan dipengaruhi oleh panasnya tensi geopolitik dan berlanjutnya fenomena La Nina.

Jonathan menyebut, setiap penurunan harga batu bara Newscastle sebesar 5 persen akan mengakibatkan penurunan rata-rata pendapatan emiten batu bara sebesar 4,2 persen, dan rata-rata laba bersih sebesar 8,5 persen pada 2023, serta sebesar 9 persen pada 2024 mendatang. Hal ini mendorong Samuel Sekuritas memberikan peringkat netral untuk saham emiten batu bara.

Adapun, predikat top big sektor ini masih dipegang oleh ADRO yang direkomendasikan beli dengan target Rp4.100 per saham. “Ini didukung diversifikasi bisnis perseroan, yang dapat memberikan fleksibilitas pembiayaan dalam jangka panjang,” kata Jonathan. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut