Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Liburan Makin Seru, Bank Mandiri Tebar Promo FOMO Akhir Tahun hingga Rp2,5 Juta
Advertisement . Scroll to see content

Himbara Restrukturisasi Kredit 3,3 Juta Debitor, Mayoritas UMKM

Selasa, 07 September 2021 - 19:52:00 WIB
Himbara Restrukturisasi Kredit 3,3 Juta Debitor, Mayoritas UMKM
Ketua Himbara sekaligus Dirut BRI Sunarso sebut Himbara restrukturisasi kredit 3,3 juta debitor, mayoritas UMKM. (Foto: Dok BRI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) melakukan restrukturisasi kredit kepada 3,3 juta debitor dengan nilai mencapai Rp403,99 triliun pada Juli 2021. Dari total debitor tersebut, mayoritas atau mencapai 64,53 persen merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Ketua Himbara Sunarso sekaligus Direktur Utama BRI mengatakan, BRI menjadi bank yang paling besar melakukan restrukturisasi kredit. Sebab yang paling banyak terdampak Covid-19 adalah pelaku UMKM> 

“Jumlah nasabah BRI yang direstrukturisasi kreditnya mencapai 2,4 juta,” kata dia dalam webinar “Tantangan Setelah Relaksasi Restrukturisasi Kredit Berakhir” di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (7/9/2021).

Sampai Juli 2021, BRI merestrukturisasi kredit 2,4 juta debitur dengan outstanding Rp173,77 triliun. Sedangkan Bank Mandiri merestrukturisasi kredit 425,47 ribu debitor dengan outstanding Rp92,55 triliun.

Sementara Bank Negara Indonesia (BNI) merestrukturisasi kredit 77,42 ribu debitor dengan outstanding Rp80,96 triliun dan Bank Tabungan Negara (BTN) merestrukturisasi kredit 332,80 ribu debitor dengan outstanding Rp56,69 triliun.

Untuk BRI, Sunarso menjelaskan, akumulasi kredit yang direstrukturisasi sebetulnya mencapai Rp234 triliun, tetapi sudah berkurang Rp60,3 triliun. Sebanyak 76 persen atau Rp45,69 triliun dari penurunan outstanding restrukturisasi didapat dari pembayaran kredit yang sesuai dengan ketentuan restrukturisasi.

Sementara itu, sebanyak Rp12,4 triliun telah lepas dari restrukturisasi. Sisanya, sebesar Rp2,19 triliun telah lepas buku karena tidak lagi bisa diselamatkan.

Di tengah restrukturisasi kredit, Sunarso mengingatkan supaya perbankan tidak terlalu mengutamakan membukukan laba. Saat ini, penting bagi perbankan untuk melakukan pencadangan guna menutupi Loan at Risk (LAR) yang berpotensi menjadi Non Performing Loan (NPL).

“Kami masih cadangkan untuk LAR sampai 40 persen dari LAR untuk amannya. Itu dimaksudkan sebagai celengan agar tidak mengganggu sistem perbankan secara keseluruhan,” ucap Sunarso.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut