JAKARTA, iNews.id - Memanasnya eskalasi militar di timur tengah antara Iran dan Israel menjadi perhatian investor pasar modal di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Sentimen klasik isu geopolitik kembali menguji Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah sebelumnya dihantam kabar serangan di Gaza, hingga pertempuran Rusia-Ukraina.
Namun kali ini berbeda. Secara teknikal indeks komposit sejatinya masih cukup atraktif menyusul kenaikan volume pembelian secara historis. Indikator Moving Average menunjukkan sebelum libur lebaran, IHSG mampu ditutup di atas MA60.
Purbaya Tegaskan Bisnis Thrifting Tetap Ilegal Meski Pedagang Baju Bekas Siap Bayar Pajak
Bak layar terkembang, optimisme penguatan juga muncul seiring masuknya jadwal cumulative-dividend yang dimulai Selasa depan.
Beberapa di antara adalah raksasa tambang PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) senilai Rp1,9 triliun, kemudian emiten Cinema XXI PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), hingga PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII).
Riset MNC Sekuritas menunjukkan level support IHSG yang perlu diwaspadai berada di area 7.099.
IHSG Hari Ini Ditutup Menguat ke 7.286, BAJA-PYFA Pimpin Top Gainers
“Jika tembus maka IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya menguji 6,931-7,021 untuk membentuk wave (c) dari wave [iv],” ucapnya.
Sejumlah emiten energi juga menjadi fokus pasar menyusul meningkatnya serangan ini. Sejatinya pemerintah melalui Kementerian ESDM telah mewanti-wanti potensi kenaikan harga minyak.
IHSG Hari Ini Dibuka Melemah, Nilai Transaksi Sentuh Rp277,55 Miliar
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji mengatakan bahwa pemerintah masih menunggu reaksi dari Israel dan Amerika Serikat terhadap konflik tersebut.
“Kemungkinan besar harga Indonesian Crude Price (ICP) naik menyentuh 100 dolar AS. Tapi apakah berkelanjutan atau spike berhenti? saya cenderung menunggu apa reaksi dari Israel dan Amerika terhadap konflik tersebut, jadi masih diskusi. Kemungkinan bisa lebih cenderung untuk spike dalam waktu yang tidak lama," kata Tutuka.
Editor: Puti Aini Yasmin
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku