JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini berpotensi bergerak cenderung menguat pada sepanjang perdagangan. Pergerakan indeks saham akan berada di kisaran 7.247-7.396.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto menuturkan, dilihat dari perdagangan sebelumnya, penguatan IHSG signifikan, mirip dengan lima tahun yang lalu.
Perkuat Data Manifest, Pemerintah Didesak Ubah Skema Penjualan Tiket Kapal Penyeberangan
"Namun pada perdagangan kemarin, nampak terjadi profit taking yang lumayan juga. Oleh karena itu, IHSG masih sempat menguat hingga menyentuh harga tertinggi pada 7.365, disertai dengan nilai transaksi yang tinggi," ujar William dalam analisisnya, Jumat (16/2/2024).
William menambahkan, hampir semua sektor menguat dan yang paling menarik perhatian adalah bangkitnya saham-saham konstruksi BUMN, diperkirakan terkait dengan sentimen kelanjutan IKN.
IHSG Ditutup Menguat ke Level 7.303,28
Secara teknikal, IHSG nampak mengulang apa yang terjadi pada lima tahun lalu, dimana terjadi euforia terhadap hasil pemilu, dan euforia tersebut diwarnai aksi profit taking. Sedangkan untuk sentimen, euforia hasil pemilu masih membayangi.
"Posisi candlestick IHSG bertahan di atas 7.300 yang mana merupakan support baru yang sedang dibentuk," tuturnya.
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat sebesar 93,53 poin (+1,30 persen) menuju 7.303,28 pada perdagangan, Kamis 15 Februari 2024. Sebanyak 348 saham menguat, 201 saham menurun, dan 227 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin.
Cek rekomendasi saham di halam selanjutnya >
Berikut saham-saham yang direkomendasikan secara teknikal:
KEEN, buy, support 800, resistance 870.
Trend following dengan posisi candlestick menguat di atas MA5 dan MA20.
CPIN, buy, support 4750, resistance 5000.
Potensi menguat dimulai dengan terbentuknya golden cross MA5 dan MA20.
JARR, buy, support 199, resistance 242.
Pergerakan harga membentuk pola double bottom.
SMRA, buy, support 535, resistance 625.
Pergerakan harga membentuk pola double bottom.
Editor: Aditya Pratama
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku