IHSG Hari Ini Berpotensi Melemah Terbatas, Cek Saham yang Direkomendasikan
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berpotensi melemah terbatas. IHSG diperkirakan akan berada di kisaran 6.726–6.865.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project William Hartanto mengatakan, support IHSG bukan lagi pada 6.800. Pasalnya, pada perdagangan kemarin sudah ditembus dan bertahan di bawah level 6.800 hingga penutupan perdagangan.
"Kondisi ini mempertegas bahwa IHSG sudah mengakhiri sideways-nya dan memulai tren melemah," tulis William dalam analisisnya, Rabu (8/3/2023).
Dia menuturkan, masih menunggu pada area 6.726 untuk membuat kesimpulan apakah pelemahan ini hanya sementara atau sudah perlu disertai dengan rasa takut. Itu lantaran nilai transaksi IHSG masih terus di bawah rata-ratanya Rp10 triliun, dan tekanan jual asing pada perdagangan kemarin.
"Yang mana juga merupakan hari pertama IHSG menurun di bawah support, terbilang tidak besar," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, rasanya terlalu cepat untuk mengatakan bahwa terjadi capital outflow dalam jumlah besar dan memerlukan respons panik. Walaupun begitu, dia menyatakan, terlihat cukup jelas bahwa distribusi besar terjadi pada saham-saham perbankan secara khusus bank digital, yang dipimpin oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Adapun distribusi terbesar kedua ada pada sektor pertambangan, secara khusus pada batu bara. Terlihat aksi panic selling yang didasari penurunan harga kontrak batu bara.
Secara teknikal, William menilai IHSG memiliki peluang hanya melemah terbatas, namun kepastian dari kesimpulan ini masih perlu menunggu pada area 6.726.
Berikut beberapa saham yang direkomendasikan secara teknikal:
MPMX, buy, support 1.220, resistance 1.300
SIDO, buy, support 850, resistance 945
ADRO, wait and see, support 2.750, resistance 3.000
TLKM, buy on weakness, support 3.870, resistance 4.000
Sementara itu, IHSG pada perdagangan Selasa (7/3/2023) ditutup melemah sebesar 40,24 poin (0,59 persen) menuju 6.766,75. Nilai transaksi mencapai Rp9,117 triliun di seluruh pasar.
Editor: Jujuk Ernawati