JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini diprediksi menguat pada sepanjang perdagangan. Pergerakan indeks saham akan berada di kisaran 7.180-7.322.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto menuturkan, dari perdagangan sebelumnya, IHSG sudah membuktikan bahwa pergerakan sideways di pertengahan April hingga perdagangan kemarin merupakan kesempatan bagus untuk belanja saham.
Tindak Middleman yang Mainkan Harga Telur, Mentan: Cabut Izinnya Kalau Perlu Tangkap
"Karena per kemarin, IHSG telah meninggalkan demand zone yang sebelumnya berada pada area 7.000-7.180," tulis William dalam analisisnya, Jumat (17/5/2024).
Sementara, posisi net sell investor asing pun sudah berbalik menjadi net buy pada perdagangan kemarin (walaupun masih dalam jumlah sedikit). Hal ini yang menjadi penyebab mengapa IHSG bisa menguat di atas 0,5 persen dan beberapa kali menyentuh 1 persen.
"Lebih dalam tentang IHSG, penguatan IHSG tidak lagi ditopang oleh saham-saham Prajogo Pangestu saja, namun saham-saham big caps lain ikut mengalami penguatan," ucapnya.
Secara teknikal, IHSG telah menyelesaikan pembentukan demand zone dan menembus batas akhir pada 7.180, maka arah IHSG sekarang adalah penguatan. Sedangkan untuk sentimen, belum ada sentimen baru yang perlu diperhatikan saat ini.
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat sebesar 66,86 poin (+0,93 persen) menuju 7.246,69 pada perdagangan hari Kamis, 16 Mei 2024. Sebanyak 312 saham menguat, 210 saham menurun, dan 250 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin.
Berikut saham-saham yang direkomendasikan secara teknikal:
BFIN, buy, support 1050, resistance 1165.
Pergerakan harga membentuk pola double bottom dengan neckline pada 1080.
APLN, buy, support 115, resistance 124.
Potensi menguat terindikasi dari golden cross MA5 dan MA20.
SOCI, buy, support 166, resistance 178.
Pergerakan harga membentuk demand zone pada area 166 – 178.
PTMP, speculative buy, support 118, resistance 150.
Indikator MACD membentuk bullish divergence, pergerakan menguji resistance 150.
Editor: Aditya Pratama
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku