IHSG Lesu Pekan Lalu, Bagaimana Nasibnya Besok?
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan, Selasa (17/5/2022), indeks acuan diperkirakan akan bergerak mixed dengan tren penurunan lanjutan atau bearish.
Analis sekaligus Founder WH Project, William Hartanto menuturkan, secara teknikal, indeks acuan belum mampu menembus MA5 dalam indikator Moving Average, sehingga belum terlihat konfirmasi untuk reversal.
"IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung melemah pada area 6.485 – 6.747. Resistance 6.747 ditentukan menggunakan indikator MA5," ujar William dalam risetnya dikutip, Senin (16/5/2022).
William menambahkan, koreksi yang terjadi dalam lima hari terakhir secara beruntun mengindikasikan IHSG mengalami kejenuhan jual atau oversold. Dia mencermati jika ada potensi teknis bagi indeks untuk rebound dalam jangka pendek.
"Terbentuk pola doji yang memberikan harapan untuk rebound. Kami termasuk yang setuju bahwa jika kondisi IHSG sudah jenuh jual, maka sewajarnya ada rebound teknis yang memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek," kata dia.
Pada perdagangan sesi terakhir, Jumat (13/5/2022), IHSG turun 0,03 persen di 6.597,99. Transaksi mencapai Rp18,70 triliun dari 22,65 miliar saham yang diperdagangkan.
Sejumlah saham yang direkomendasikan secara teknikal adalah PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CSRY), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Selama sepekan, indeks anjlok sebesar 8,73 persen dan mendekati level terendahnya dalam enam bulan terakhir, meski sepanjang tahun 2022 atau secara year to date, IHSG masih menguat 0,25 persen.
Adapun dalam sepekan, fase distribusi terlihat dalam aktivitas investor asing yang melakukan net-sell sebesar Rp9,11 triliun, terdiri dari Rp8,41 triliun di pasar reguler, dan Rp697,42 miliar di pasar negosiasi.
Editor: Aditya Pratama