Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : IHSG Hari Ini Ditutup Terkoreksi Tipis ke 8.391, DSSA-HDFA Pimpin Top Losers
Advertisement . Scroll to see content

IHSG Menguat Sepanjang 2023, BEI: Meningkatnya Minat Masyarakat Berinvestasi

Minggu, 31 Desember 2023 - 15:50:00 WIB
IHSG Menguat Sepanjang 2023, BEI: Meningkatnya Minat Masyarakat Berinvestasi
Dirut BEI Iman Rachman menuturkan, kinerja indeks saham sepanjang 2023 merupakan cerminan dari bertumbuhnya minat investasi masyarakat Indonesia. (Foto: Dok. MPI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang 2023. Selama setahun penuh, indeks saham menguat 6,16 persen secara year-to-date (YtD) hingga hari terakhir perdagangan, Jumat (29/12/2023).

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menuturkan, kinerja indeks saham merupakan cerminan dari bertumbuhnya minat investasi masyarakat Indonesia.

"Pencapaian positif turut tercermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia," ujar Iman dalam konferensi pers dikutip, Minggu (31/12/2023).

Adapun, level tertinggi indeks komposit berada di level 7.313,34 yang dicapai pada hari terakhir perdagangan. Sementara, level terendah menyentuh 6.542,79 pada 16 Maret 2023, di mana saat itu indeks mengalami tekanan mencapai 1,29 persen.

Lima saham enggerak indeks sepanjang 2023 antara lain PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

Sementara, lima saham pemberat indeks selama 2023 yakni PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Volatilitas indeks terjadi seiring dengan sejumlah sentimen penggerak baik domestik hingga mancanegara. Pada Januari 2023, bank sentral Ameirka Serikat atau Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga Fed Rate sehingga berdampak terhadap instrumen ekuitas di regional. Sementara, Bank Indonesia masih menahan suku bunga pada Februari 2023.

Lalu, menjelang Mei hingga Juni 2023, komoditas energi terutama batu bara mengalami kontraksi akibat kondisi makro global. Indeks saham terapresiasi berkat penurunan inflasi Amerika Serikat pada Juli sampai September. 

Sayangnya, krises geopolitik Timur Tengah pada Oktober 2023 membuat indeks mendekam di 6.800. Memasuki akhir tahun tepatnya pada November hingga Desember, The Fed memberi sinyal penurunan suku bunga Fed Rate mulai tahun depan. Hal ini membawa angin segar bagi market, sehingga indeks mampu cemerlang menutup 2023.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut