IHSG Sepekan Melemah 0,83 Persen, Kapitalisasi pasar Turun Jadi Rp15.603 Triliun
JAKARTA, iNews.id - Pasar modal Indonesia menutup perdagangan pekan pendek periode 22–24 Desember 2025 dengan tren cenderung melambat. Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan mayoritas indikator pasar mengalami perubahan ke zona negatif menjelang jeda hari Natal.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad menjelaskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga rata-rata volume transaksi harian terkoreksi dibandingkan pekan sebelumnya.
"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan pekan ini, yaitu sebesar 0,83 persen ditutup pada level 8.537,911 dari posisi 8.609,551 pada pekan lalu," tulis Kautsar dalam keterangannya dikutip, Kamis (25/12/2025).
Kelesuan pasar terlihat dari penurunan aktivitas transaksi dan nilai kapitalisasi pasar selama tiga hari perdagangan pekan ini.
Kapitalisasi pasar terkoreksi sebesar 1,17 persen, turun menjadi Rp15.603 triliun dari posisi Rp15.788 triliun pada sepekan sebelumnya.
Kemudian, rata-rata frekuensi harian mengalami pelemahan sebesar 2,23 persen menjadi 2,74 juta kali transaksi, dari 2,80 juta kali transaksi pekan lalu.
Lalu, rata-rata volume transaksi melandai sebesar 18,44 persen menjadi 38,34 miliar lembar saham, dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 47 miliar lembar saham.
Rata-rata nilai transaksi harian juga mengalami koreksi signifikan sebesar 30,91 persen menjadi Rp23,70 triliun, dari Rp34,30 triliun pada pekan lalu.
Meskipun pasar secara keseluruhan melemah, investor asing terpantau melakukan aksi beli pada perdagangan hari terakhir sebelum libur Natal. Pada Rabu (24/12/2025), investor asing mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp2,45 triliun.
Namun, jika ditarik dalam periode yang lebih panjang, akumulasi pergerakan dana asing sepanjang tahun 2025 masih mencatatkan nilai jual bersih (net sell) yang cukup besar, yakni mencapai Rp18,36 triliun.
Penurunan volume dan nilai transaksi ini merupakan hal yang lumrah terjadi pada pekan pendek akhir tahun, mengingat banyak pelaku pasar yang mengambil posisi wait and see atau mulai meliburkan aktivitas perdagangannya menjelang tutup tahun.
Editor: Aditya Pratama