IHSG Terkoreksi Jumat Kemarin, Bagaimana Potensi Pergerakannya Pekan Depan?
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi 0,43 persen menjadi 7.129,27 pada akhir pekan ini, Jumat (12/8/2022). Sementara IHSG pada pekan depan berpotensi bali arah menguat alias rebound.
Secara teknikal, setidaknya terdapat tiga skenario yang dapat menjadi peluang pergerakan IHSG di pekan depan. Inilah yang menjadi pengamatan Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova.
"Kita lihat mungkin ke depan dengan pola yang terbentuk, kita melihat ada pola rising wedge atau pola diagonal yang terbentuk di awal dari tren bullish," kata Ivan dalam 2nd Session Closing, dikutip Minggu (14/8/2022).
Skenario pertama, apabila IHSG mampu bertahan di atas level 7.082, Ivan menilai ada kemungkinan penguatan hingga mencapai area resisten di 7.200, sekaligus melejit hingga 7.232. Kedua, jika IHSG bergerak melemah di bawah 7.082, namun masih bertahan di area 7.045-7.055 dinilai merupakan momen sideways bagi IHSG.
"Artinya bisa ada rebound kembali untuk menguji ke level 7.160-7.180," ujarnya.
Sementara ketiga, jika tekanan jual terhadap pasar masih cukup kuat yang kemudian menembus level support 7.022, maka Ivan memandang ada potensi koreksi agresif hingga 6.950.
Sisi Fundamental
Menurut Ivan, penurunan di Jumat (12/8/2022) merupakan respons aksi profit taking pasar terhadap reli indeks dalam beberapa hari terakhir, yang telah membuatnya naik 0,63 persen dalam sepekan.
Kinerja emiten yang dibuktikan dengan penyampaian laporan keuangan kuartal II 2022 juga dinilai mulai berakhir. Ini menandakan pasar akan cenderung mengamankan keuntungannya dengan melakukan aksi jual.
Dari sisi global, inflasi Amerika Serikat yang menurun pada periode Juli 2022 sebesar 8,5 persen secara tahunan (yoy) juga dinilai menjadi katalis positif bagi pasar, yang setidaknya meredam eksepktasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kebijakan suku bunga agresifnya.
"Kemungkinan pada rapat berikutnya, kenaikan suku bunga tidak seagresif yang direncanakan, terlebih di tengah ketidakpastian seperti ini, pelaku pasar masih akan mempertimbangkan untuk profit taking," ujarnya.
Editor: Jujuk Ernawati