Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Inflasi RI Tembus 0,17% di November 2025, Dipicu Harga Emas Perhiasan
Advertisement . Scroll to see content

Ikuti The Fed, Bank Sentral Eropa Naikkan Suku Bunga 25 Bps

Jumat, 05 Mei 2023 - 06:33:00 WIB
Ikuti The Fed, Bank Sentral Eropa Naikkan Suku Bunga 25 Bps
Ikuti The Fed, Bank Sentral Eropa naikkan suku bunga 25 Bps
Advertisement . Scroll to see content

FRANKFURT, iNews.id - Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,25 persen. ECB juga mengisyaratkan bahwa pengetatan lebih lanjut masih diperlukan untuk meredam inflasi

ECB telah menaikkan suku bunga secara kumulatif sebesar 375 bps sejak Juli 2022, yang merupakan laju pengetatan tercepat. Hal itu menunjukkan tindakan lebih lanjut kemungkinan besar masih diperlukan karena tekanan upah dan harga yang meningkat. 

Kenaikan ini dilakukan sehari setelah Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5-5,25 persen pada Rabu (3/5/2023) waktu setempat. Namun Fed mengisyaratkan kenaikan tersebut bisa menjadi yang terakhir dilakukan.

"Kami tidak berhenti, itu sangat jelas," kata Presiden ECB Christine Lagarde dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Jumat (5/5/2023). 

Dia menjelaskan, masih ada risiko besar terhadap inflasi, terutama dari kesepakatan upah baru-baru ini dan margin keuntungan perusahaan yang tinggi, serta kondisi keuangan yang masih belum cukup ketat. Dia mencatat bahwa pernyataan tertulis bank mengacu pada "keputusan kebijakan" di masa depan dalam bentuk jamak, mungkin menyarankan lebih dari satu kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Keputusan ECB memperlambat kenaikan suku bunga setelah tiga kali berturut-turut menetapkan kenaikan 50 basis poin, terjadi hanya beberapa hari setelah data perbankan zona Eropa menunjukkan penurunan permintaan pinjaman terbesar dalam lebih dari satu dekade. Itu menunjukkan kenaikan suku bunga sebelumnya berdampak pada ekonomi dan bahwa kebijakan ECB sekarang adalah membatasi pertumbuhan.

"Keputusan suku bunga akan terus didasarkan pada penilaian prospek inflasi sehubungan dengan data ekonomi dan keuangan yang masuk, dinamika inflasi yang mendasari, dan kekuatan transmisi kebijakan moneter," kata ECB dalam pernyataannya.

ECB juga menyatakan akan berhenti menginvestasikan kembali uang tunai dari utang yang jatuh tempo dalam Program Pembelian Aset sebesar 3,2 triliun euro atau 3,5 triliun dolar AS mulai Juli mendatang.

Pembuat kebijakan sebelumnya terpecah menjelang pertemuan Kamis antara kenaikan 25 bps dan 50 bps, tetapi pasar dan ekonom bertaruh pada kenaikan 25 bps setelah data ekonomi mereda dalam beberapa pekan terakhir dan moderasi serupa oleh bank sentral besar lainnya.

Laju kenaikan suku bunga yang lebih kecil juga didorong ekonomi zona Eropa yang hampir tidak tumbuh pada kuartal terakhir 2022 dan bank-bank memperketat akses ke kredit, meningkatkan risiko bahwa tren seperti itu dapat berubah menjadi krisis kredit yang parah dan menyeret pertumbuhan lebih jauh. Inflasi yang mendasarinya juga berhenti meningkat untuk saat ini.

"Secara keseluruhan, informasi yang masuk secara luas mendukung penilaian prospek inflasi jangka menengah yang dibentuk Dewan Pemerintahan pada pertemuan sebelumnya," kata ECB, yang telah kehilangan target inflasi 2 persen selama dekade terakhir.

Tetapi seperti Bank of England, ECB masih terlihat menaikkan biaya pinjaman beberapa kali sebelum mencapai tingkat puncak 3,75 persen pada musim panas ini. Itu karena inflasi dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk kembali ke target 2 persen.

Meski inflasi secara keseluruhan telah turun tajam, namun tekanan harga yang mendasarinya masih meningkat. Ini menunjukkan pertumbuhan inflasi dapat berada di atas target ECB kecuali jika bank menaikkan suku bunga lebih jauh.

Risiko-risiko ini diperburuk oleh pasar tenaga kerja yang ketat, terutama karena pertumbuhan upah lebih cepat dari yang diperkirakan dan tingkat pengangguran telah turun ke level terendah sepanjang masa meski ekonomi nyaris resesi.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut