Jokowi Sebut Keuangan Digital Bisa Dioptimalkan sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru
JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ekonomi dan keuangan digital bisa dioptimalkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Digitalisasi sendiri membuka pasar baru yang bisa memantik pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Ekonomi dan keuangan digital di Indonesia bisa dioptimalkan sumber pertumbuhan ekonomi baru karena pangsa pasarnya sangat besar, sekitar 40 persen dari transaksi ekonomi digital di ASEAN," kata dia dalam sambutan pada pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital secara virtual, Senin (8/5/2023).
Adapun nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapau 130 miliar dolar AS. Dan pada 2030 akan tumbuh menjadi 315 miliar dolar AS. Hal itu disebabkan oleh penetrasi internet di Indonesia yang cukup masif beberapa tahun ini.
Sementara dalam rangka memanfaatkan pasar baru, menurutnya, penting sebuah adanya inovasi untuk memudahkan masyarakat dalam memanfaatkan potensi ekonomi digital. Local Currency Settlement (LCS) menjadi salah satu instrumen yang penting untuk dikembangkan dalam memudahkan pembayaran antarnegara.
"Pengembangan konektivitas pembayaran di kawasan ASEAN seperti QRIS antarnegara juga mendesak untuk terus diperkuat untuk mendukung perekonomian, dan inklusi keuangan di kawasan dan menjadi bagian penting Keketuaan ASEAN di tahun ini," ujarnya.
Melalui perluasan metode pembayaran antarnegara lewat QRIS diharapkan bisa mendongkrak peningkatan transaksi bagi para pelaku UMKM, baik untuk pembayaran di dalam negeri maupun internasional.
"Saya harap QRIS antarnegara dan kartu kredit pemerintah dapat mendorong kenaikan transaksi UMKM baik melalui pembelanjaan produk dalam negeri maupun memperluas akses pasar luar negeri," tutur Jokowi
"Semua inovasi harus dilakukan hati-hati memperhatikan dan memiliki antisipasi risiko, sistem keamanan yang handal dan sistem perlindungan konsumen yang baik. Mitigasi risiko ini harus betul betul dihitung bagaimana regulasi dan pengawasan pemantauan implkasi terhadap nilai tukar dan keberalanjutan dalam adposi standar internasionalnya," imbuhnya.
Editor: Jujuk Ernawati