Kasus Silicon Valley Bank Dikhawatirkan Guncang Sektor Keuangan, Ini Tanggapan Dirut BRI
JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama (Dirut) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sunarso, menanggapi soal kasus Silicon Valley Bank (SVB) yang ditutup regulator Amerika Serikat pekan lalu.
Kolapsnya SVB yang berfokus pada bisnis startup itu, dikhawatirkan mengguncang sektor keuangan global, khususnya krisis perbankan. Hal itu, telah membuat investor menjauhi bahkan melepas saham-saham perbankan.
Menurut Sunarso, kondisi industri perbankan Indonesia saat ini dalam kondisi solid dan memiliki eksposur risiko yang minim atas kolapsnya salah satu bank di AS atau SVB tersebut.
“Perbankan di Indonesia, utamanya BRI, jauh dari episentrum krisis tersebut. Hal ini tercermin salah satunya dari permodalan yang kuat serta likuiditas yang memadai,” kata Sunarso, dalam keterangan resminya, Kamis (16/3/2023).
Dia juga kembali mengingatkan bahwa sebelumnya BRI berhasil melewati krisis berkali-kali, dari krisis moneter di tahun 1998 hingga krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
“Saat ini perbankan Indonesia sangat taat dalam penerapan BASEL dalam hal risk management-nya, sehingga pembentukan modal juga cukup tebal," ujar Sunarso.
Di sisi lain, lanjut Sunarso, pengawasan dari OJK terhadap bank juga sudah sangat baik, di samping itu, Bank Indonesia juga terus mensupport dalam pemenuhan likuiditas.
“Saat ini kita tetap harus optimis tapi tidak jumawa dan tidak sembrono. Jadi tetap kita jalankan prinsip-prinsip good corporate governance, risk management yang baik, saya kira itu kuncinya. Jadi optimis tapi juga tetap harus hati-hati dan kita punya tools itu semua, terutama di perbankan,” tutur Sunarso.
Editor: Jeanny Aipassa