Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : IHSG Hari Ini Ditutup Terkoreksi Tipis ke 8.391, DSSA-HDFA Pimpin Top Losers
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Cuan Lo Kheng Hong: Beli Saham di Harga Rp100, Dua Tahun Kemudian Jual Rp4.000

Minggu, 22 Agustus 2021 - 08:05:00 WIB
Kisah Cuan Lo Kheng Hong: Beli Saham di Harga Rp100, Dua Tahun Kemudian Jual Rp4.000
Lo Kheng Hong (kaus hitam) beli saham di harga Rp100, dua tahun kemudian jual Rp4.000. . (Foto: MNC Media).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Investor yang dijuluki Warren Buffett Indonesia, Lo Kheng Hong pernah mendapat untung besar dari investasi saham emiten pertambangan batu bara. Itu karena saham yang dipilihnya melonjak signifikan hanya dalam dua tahun. 

Dia mengungkapkan, saham tersebut adalah PT Indika Energy Tbk (INDY). Saat membelinya pada 2016, harga saham INDY hanya Rp100-an, dengan nilai buku per lembar saham atau Book Value per Share (BVPS) mencapai Rp1.600. 

Dia menjelaskan, INDY merupakan perusahaan tambang batu bara terbesar ketiga di Indonesia, dengan produksi batu bara lebih dari 30 juta ton. Posisinya saat itu berada di bawah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Adaro Energi Tbk (ADRO). 

"(INDY) Tambang batu bara terbesar nomor 3, produksinya 30 juta ton lebih, nilai buku per saham Rp1.600, harga saham Rp100-an. Itu bener-bener undervalue, jadi saya membelinya," kata dia, dikutip dari akun Instagram Founder Hungry Stock Community Lukas Setiaatmaja, Minggu (22/8/2021). 

Karena itu, dia langsung memesan untuk membeli saham tersebut ke pialang saham yang menjabat direktur. Namun sang pialang saham justru menyarankan Lo Kheng Hong untuk tidak membeli saham INDY. 

"Dia bilang, jangan pak, jangan beli (saham) tambang batu bara. Batu bara masa depan suram dia bilang. Coba kalau investor awam direkturnya bilang jangan beli, ya sudah pasti jangan beli," ujarnya.

Kendati demikian, Lo Kheng Hong menuturkan, pialang sahamnya tidak berniat jahat. Menurut dia, sang pialang memberikan saran untuk kepentingannya supaya tidak bangkrut atau rugi. Namun pada akhirnya, Lo Kheng Hong tetap membeli saham INDY.

"Saya bilang enggak apa-apa beli saja. Karena saya beli dan membayar, tentu dia tidak bisa tidak menjalankan order saya," ucapnya. 

Dia menuturkan, membeli saham tersebut ketika berada di Omaha, Amerika Serikat (AS), yang merupakan kota kelahiran investor berjuluk Oracle of Omaha Warren Buffett. Lo Kheng Hong terus membeli saham tersebut hingga menjadi pemegang saham nomor empat terbesar di INDY. 

"Saya beli (saham) Indika terus jadi pemegang saham nomor 4. Tiba-tiba harga batu bara yang 50 dolar AS kembali naik ke 100 dolar AS, harga saham dari Rp100 jadi Rp4.500," ucapnya. 

Ketika harga saham INDY sekitar Rp4.000, dia menjualnya. Karena itu, dia mendapatkan untung besar dan menjadikan INDY sebagai saham paling berkesan baginya.  

"Ketika (harga saham INDY) Rp4.000 lebih saya jual. Saya mendapatkan keuntungan yang besar dan itu sekitar 2 tahun, dari Rp100 lebih jadi Rp4.000 lebih. Kira-kira itu saham yang berkesan untuk saya," tutur Lo Kheng Hong. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut