Lampaui Target, BRI Fokus Tingkatkan Eksportir Baru UMKM
JAKARTA, iNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan ingin fokus meningkatkan eksportir baru Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal itu, terkait dengan pencapaian perseroan dalam menyalurkan porsi pendanaan UMKM yang melampaui target sebesar 30 persen.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI, Amam Sukriyanto, mengatakan fokus untuk meningkatkan eksportir baru produk UMKM merupakan tantangan tersendiri bagi BRI.
"Kalau pada ratas di bulan April dichallenge oleh Pak Presiden bahwa porsi kepada UMKM nantinya di tahun 2024 harus di atas 30 persen, kita bukan lagi fokus bagaimana mencapai porsi UMKM 30 persen, karena faktanya kita sudah mencapai 85 persen. Ke depan kita memberi challenge lain dalam hal bagaimana peran BRI menciptakan eksportir-eksportir dari UMKM," ujar Amam dalam Webinar HUT ke 16 Koran Sindo dengan tema 'Asa UMKM Merajai Pasar Internasional, Rabu (30/6/2021).
Amam mengungkapkan, BRI memiliki Journey Pemberdayaan UMKM BRI, dimana hal ini merupakan serangkaian upaya untuk mempersiapkan UMKM BRI go ekspor.
Dia menjelaskan, langkah pertama yang akan dilakukan BRI adalah mengarahkan para UMKM bergabung dengan Rumah BUMN atau dengan Pusat Latihan UMKM Terpadu atau dengan Pusat Inkubasi Bisnis yang dimiliki baik perbankan, kementerian/lembaga, maupun universitas.
"Disini dilakukan upaya untuk bagaimana membuat UMKM tersebut go modern, dalam artian kita mulai dari pembinaan awal bagaimana memproduksi barang, bagaimana terus menjaga kualitas, bagaimana packaging nya, termasuk bagaimana mengelola manajemen keuangan dan pembukuan," kata Aman.
Hal itu, lanjutnya, juga merupakan hal yang penting yang harus dipahami dan dilakukan UMKM sehingga dari awal usaha mereka sudah betul-betul memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan.
Selanjutnya, Amam menjelaskan selanjutnya BRI membawa UMKM binaannya tersebut untuk Go Digital dan Go Online, pertama dengan memasukan UMKM tersebut ke dalam website yang dikembangkan oleh BRI Research Institute yang disebut Link UMKM dan yang dalam bentuk model klaster dengan nama Klasterku Hidupku.
"Jadi di dua model web ini itu UMKM-UMKM bisa melakukan self assessment sampai di tahap mana usahanya, bahkan ini bisa menentukan apakah UMKM-UMKM sudah naik kelas atau masih bertahan di kelas yang sama," ungkap Aman.
Untuk penilaian, BRI menggunakan 12 parameter yang salah satunya yang paling penting adalah budaya inovasi dari UMKM. Sebab, jika UMKM ingin go ekspor, maka yang terpenting adalah pelaku usaha harus selalu berinovasi membuat produk-produk yang unik dan sesuai kebutuhan negara-negara tujuan.
"Kemudian, di tahap improvement disini kita sudah mulai ajarkan UMKM UMKM tersebut untuk mengenal digital termasuk untuk mengenal e-commerce. Selanjutnya, kita mulai kenalkan juga dengan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan UMKM untuk go global, aktivitas ini bisa berupa kurasi dari produknya, atau kita punya program Pengusaha Muda Brilian dimana mencari pengusaha-pengusaha muda yang sudah menggunakan e-commerce untuk alat jualannya," tutur Aman.
Editor: Jeanny Aipassa