Lewat Fintech, Ma'ruf Amin Yakin Ekonomi Syariah Bisa Berkembang Pesat
JAKARTA, iNews.id - Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di Indonesia. Namun, perkembangan industri keuangan dan ekonomi syariahnya masih rendah. Untuk itu, Indonesia harus bersaing dengan negara-negara berpenduduk Islam lainnya seperti Malaysia atau negara Timur Tengah.
Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah Ma'ruf Amin mengatakan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2018, pangsa pasar jasa keuangan syariah di bawah 10 persen. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 8,28 persen.
Meski meningkat, namun pangsa pasar perbankan syariah di periode yang sama turun 0,08 persen dari 5,78 persen pada Desember menjadi 70 persen Juni 2018. "Pertumbuhan keuangan syariah belum dapat mengimbangi pertumbuhan keuangan konvensional," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Padahal, pemerintah dalam program Strategi Nasional Keuangan lnklusif (SNKI) menargetkan inklusi keuangan di masyarakat sebesar 75 persen pada tahun ini. Hal ini dipicu oleh rendahnya keterjangkauan masyarakat terhadap layanan jasa keuangan.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat, lndonesia melihat potensi financial technology (fintech) syariah untuk mendukung pencapaian inklusivitas tersebut. Hal ini sekaligus untuk menggairahkan industri keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia.