Loyo, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.266 per Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan, Selasa (15/7/2025). Mata uang garuda turun 16,5 poin atau sekitar 0,10 persen ke level Rp16.266 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, pelemahan rupiah salah satunya imbas sentimen dari Presiden AS Donald Trump yang melanjutkan ancaman tarif baru menjelang tenggat waktu 1 Agustus. Tindakannya baru-baru ini ditujukan kepada Uni Eropa dan Meksiko.
"Sehari sebelumnya, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif sekunder sebesar 100 persen terhadap Rusia jika Presiden Vladimir Putin tidak mencapai kesepakatan dalam 50 hari untuk mengakhiri perang di Ukraina," kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa (15/7/2025).
Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar secara keseluruhan, para pedagang mempertimbangkan apakah AS benar-benar akan mengenakan tarif tinggi pada negara-negara yang terus berdagang dengan Rusia serta menahan diri untuk tidak bertaruh lebih besar di tengah ketidakpastian.
Adapun, pasar berfokus pada data inflasi indeks harga konsumen AS untuk bulan Juni akan dirilis pada hari Selasa dan diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang dampak ekonomi dari tarif Trump.
Ketua The Fed, Jerome Powell memperkirakan tarif akan mendorong inflasi lebih tinggi pada musim panas ini, yang kemungkinan akan membuat bank sentral menunda kebijakan moneternya hingga akhir tahun.
Selain itu, ekonomi China tumbuh 5,2 persen year-on-year atau tahunan pada kuartal kedua tahun 2025, sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar 5,1 persen, didukung oleh ekspor yang tangguh dan stimulus pemerintah. Pertumbuhan yang kuat ini mencerminkan dampak terbatas dari perang dagang AS, karena tarif yang tinggi hanya berlaku.
Dari sentimen dalam negeri, kebijakan tarif 32 persen oleh Trump untuk produk impor dari Indonesia bakal memberikan goncangan besar bagi industri yang berorientasi ekspor. Salah satunya adalah industri furnitur.
Kebijakan Trump tersebut berpotensi akan menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Penyebab terjadinya PHK karena industri furnitur Indonesia bakal mengalami penurunan yang tajam akibat naiknya harga produk di pasar AS, nilainya berkisar 20-35 persen. Misalnya produk kursi kayu yang normalnya dijual ke buyer AS seharga 100 dolar AS per unit, dengan tarif ini harganya bisa naik jadi 120-135 dolar AS per unit.
Tingginya harga produk furnitur Indonesia akan menyebabkan kurangnya minat masyarakat AS untuk membeli. Akibatnya, pesanan turun, kapasitas produksi dikurangi, dan beban biaya tetap harus ditanggung.
Ketika produk Indonesia kehilangan konsumen, maka produksi di dalam negeri seret, akibatnya pengerjaan untuk permintaan pun jauh menurun.
Meski demikian pelaku usaha tetap optimistis dan waspada serta akan mengerahkan semua jalur diplomasi, kolaborasi dengan kementerian terkait, dan mencari solusi bisnis bersama anggota agar dampak PHK massal bisa dihindari.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.260-Rp16.300 per dolar AS.
Editor: Aditya Pratama