Membandingkan Laba Bersih 2021 Empat Bank Besar di Indonesia, Siapa Juaranya?
JAKARTA, iNews.id – Empat bank besar di Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melaporkan kinerja keuangan Tahun 2021. Keempat bank dengan kapitalisasi besar tersebut, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Secara keseluruhan, rapor keuangan keempat bank bank besar tersebut sama-sama menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Namun siapakan yang menjadi juara alias membukukan pertumbuhan laba bersih terbesar?
1. Bank Mandiri
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) meraup laba bersih sebesar Rp28,03 triliun atau tumbuh 66,83 persen dari tahun 2020 (year on year/YoY). Pertumbuhan bisnis tersebut diraih melalui implementasi strategi bisnis yang konsisten dengan mengoptimalkan transformasi digital.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, capaian kinerja yang signifikan tersebut selaras dengan pemulihan ekonomi secara nasional yang didukung oleh kebijakan Pemerintah lintas sektoral serta penanganan Covid-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri.
"Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan," ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri 2021 di Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Menurut Darmawan, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat hingga akhir 2021, laju kredit perseroan secara konsolidasi mampu tumbuh positif sebesar 8,86 persen secara YoY menjadi Rp 1.050,16 triliun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit Industri sebesar 5,2 persen YoY.
2. BRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) meraup laba bersih sebesar Rp32,22 triliun atau tumbuh 75,53 persen secara yoy di tahun 2021.
Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut, penopang utama pertumbuhan laba BRI ada pada kinerja kredit dan juga penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh secara positif baik penurunan biaya bunga yang signifikan.
"Peraihan laba sebesar Rp32,22 ini membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang sangat menantang saat ini," kata Sunarso dalam paparan publik kinerja BRI, Kamis (3/2/2022).
Adapun kredit BRI bertumbuh 7,16 persen secara tahunan ke angka Rp 1.042,7 triliun. Kredit segmen mikro menjadi kontributor utama, yakni sebesar Rp483,89 triliun atau 12,98 persen yoy.
Disusul kemudian, kredit ke segmen kecil dan menengah sebesar Rp 240,35 triliun, korporasi sebesar Rp 168,2 triliun, dan konsumer sebesar Rp 150,35 triliun.
3. BCA
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencetak laba bersih sebesar Rp31,4 triliun sepanjang 2021. Laba tersebut tumbuh 15,8 persen secara tahunan dan total aset BCA naik 14,2 persen secara yoy mencapai Rp1.228,3 triliun.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja menuturkan, kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit BCA yang turut mendukung momentum pemulihan dengan menyalurkan kredit ke berbagai sektor.
"Untuk mendorong kredit konsumer, kami berinisiatif dengan menggelar sejumlah event virtual seperti BCA Online Expoversary, KPR BCA ONLINE EXPO, KKB BCA Virtual Mall, hingga “UMKM Fest” online,” ujar Jahja dalam Paparan Laporan Kinerja Keuangan BCA Tahun 2021, Kamis (27/1/2022).
Dari sisi penyaluran kredit, total kredit BCA naik 8,2 persen YoY menjadi Rp637,0 triliun di Desember 2021, lebih tinggi dari target pertumbuhan 6 persen.
4. BNI
PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk (BBNI) berhasil mencatatkan laba bersih 2021 sebesar Rp10,89 triliun, tumbuh 232,2 persen atau tiga kali lipat dibanding tahun 2020.
“Kami menutup tahun 2021 dengan peningkatan laba bersih tiga kali lipat dari perolehan 2020 dan kami yakin itu sudah berada di atas ekspektasi pasar. Kami pun sepenuhnya memahami bahwa ada ruang untuk peningkatan lebih baik lagi depan,” kata Direktur Utama BNI (Persero) Tbk Royke Tumilaar saat konferensi pers secara daring seperti dilansir Antara, Rabu (26/1/2022).
Royke menyampaikan laba bersih tersebut mampu melampaui ekspektasi pasar. Pencapaian laba bersih tersebut dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh 14,8 persen (yoy) menjadi Rp31,06 triliun.
Pencapaian tersebut, lanjutnya, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan dan kebijakan yang efektif membuat cost of credit membaik menjadi 3,3 persen.
“BNI mempercayai bahwa masih terdapat ruang untuk terus tumbuh kedepannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Royke menyampaikan peningkatan pendapatan operasional bank dihasilkan dari pertumbuhan kredit 5,3 persen (yoy) menjadi Rp582,44 triliun, Net Interest Margin (NIM) di level 4,7 persen, serta pendapatan berbasis komisi (FBI) yang pada akhir tahun 2021 tercatat tumbuh 12,8 persen.
Jika dilihat dari prosentase pertumbuhan laba bersih, tercatat BNI yang menjadi juara karena mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 232,2 persen atau tiga kali lipat dibandingkan laba bersih tahun 2020.
Posisi kedua ditempati BRI yang membukukan pertumbuhan laba bersih 2021 sebesar 75,53 persen dibandingkan Tahun 2020, posisi ketiga ditempati Bank Mandiri dengan membukukan pertumbuhan laba bersih 66,83 persen di 2021, dan posisi keempat ditempati BCA dengan pertumbuhan laba bersih 14,2 persen pada 2021.
Namun jika dilihat dari nilai laba bersih yang dibukukan keempat bank tersebut, maka BRI menduduki posisi juara pertama dengan membukukan laba bersih 2021 sebesar Rp32,22 triliun, diikuti BCA sebesar Rp31,4 triliun, kemudian Bank Mandiri Rp28,03 triliun, dan posisi buncit diduduki BNI sebesar Rp10.89 triliun.
Editor: Jeanny Aipassa