Penghitungan Suara Pilpres AS Pengaruhi Penurunan IHSG
JAKARTA, iNews.id - Perhitungan suara dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tidak lepas dari perhatian para investor di Indonesia. Ini ditandai dengan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini.
IHSG ditutup turun 54,25 poin atau 1,05 persen ke 5.105. Terdapat 158 saham menguat, 281 saham melemah dan 160 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp8 triliun dari 13 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Technical Analyst Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan, pelemahan IHSG pada sesi kedua tidak terlepas dari perhitungan sementara Pemilu AS yang menunjukkan kenaikan suara Donald Trump mendekati perolehan suara kandidat lainnya, Joe Biden yang sedang unggul sementara.
"Memang menjelang sesi kedua indeks kita cukup tertekan karena berdasarkan hasil perhitungan sementara kelihatannya hasil dari Pilpres AS berbeda dengan poling sebelumnya, keliatannya Donald Trump bisa kembali memenangkan kursi presiden untuk kedua kali, jadi market khususnya Indonesia bareaksi," ujar Mino, dalam acara 2nd Session Market Closing IDX Channel, Rabu (4/11/2020).
Mino menyebut, respons para investor tidak terlepas dengan pengalaman selama Donald Trump menjabat sebagai presiden AS di periode pertamanya yang kurang baik, seperti adanya isu perang dagang.
"Nah ini keliatannya masih membekas di benak investor sehingga ketika perhitungan sementara kelihatannya mengarah ke kemenangan Donald Trump, market reaksinya cukup negatif," katanya.
Dia menyebut, sentimen yang ditunjukkan investor bukan hari ini saja terkait Pemilu AS. Sejak perdagangan kemarin, harapan terhadap kemenangan Joe Biden telah terlihat dengan menghijaunya IHSG.
"Berdasarkan poling Joe Biden kemungkinan menang dengan 52 persen dan respons market kita cukup positif, kemarin kita menguat hampir 1 persen jadi memang keliatannya investor di Indonesia lebih nyaman kalau yang jadi presiden Joe Biden, tentunya dengan pengalaman di sepanjang pemerintahan Presiden Donald Trump banyak isu-isu yang boleh dibilang cukup merugikan di pasar modal kita," ujar Mino.
Editor: Dani M Dahwilani