Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Politisi AS Ramai-Ramai Kecam Uji Coba Senjata Nuklir: Berbahaya dan Sembrono!
Advertisement . Scroll to see content

Pensiun Februari 2022, Jerome Powell Dijagokan Terpilih Kembali Jadi Bos The Fed

Jumat, 20 Agustus 2021 - 21:30:00 WIB
 Pensiun Februari 2022, Jerome Powell Dijagokan Terpilih Kembali Jadi Bos The Fed
Gubernur The Fed, Jerome Powell. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Ketua Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, akan berakhir masa tugasnya pada Februari 2022. 

Meski masa tugasnya masih tersisa enam bulan lagi, Jerome Powell, nampaknya mendapat dukungan anggota Senat Amerika Serikat (AS) untuk kembali memegang jabatan bos The Fed. 

Pada Kamis (19/8/2021) atau Jumat (20/8/2021) waktu Indonesia, Anggota Senat dari Partai Republik, Steve Daines, mengirimkan surat kepada Presiden Joe Biden untuk meminta agar masa jabatan Jerome Powell diperpanjang selama empat tahun ke depan.

Politikus yang mewakili Negara Bagian Montana itu, meyakini bahwa pergantian Jerome Powell di tengah krisis akibat dampak pandemi Covid-19, dapat melahirkan ketidakpastian ekonomi negara.

"Mengubah pucuk kepemimpinan di periode sensitif ini dapat menimbulkan ketidakpastian di seluruh sistem keuangan dan dapat merusak pemulihan ekonomi kita," kata Daines, seperti dikutip Reuters, Jumat (20/8/2021).

Surat tersebut, merupakan permintaan resmi pertama Senat AS, terutama dari Komite Perbankan yang memiliki hak suara dalam penentuan kandidat pemimpin Bank Sentral AS, meski harus melalui persetujuan penuh dari senat. Hingga kini, belum ada komentar yang datang dari Gedung Putih perihal surat tersebut. 

Dalam keterangannya, Daines mengungkapkan keyakinan bahwa dipilihnya Powell kembali dapat "mengirimkan sinyal optimisme bagi pelaku bisnis, konsumen dan kehidupan rumah tangga".

"Jika dipilih kembali, Powell yang sebelumnya mendapat dukungan bipartisan ini dianggap dapat bekerja untuk memastikan kestabilan harga dan tingkat pekerjaan," tutur Daines.

Menurut dia, Jerome Powell terbukti emahami dinamika ekonomi AS tahun lalu di tengah amukan Covid-19 dan ketatnya pembatasan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi. 

Hal itu, disikapi Powell dengan memangkas suku bunga acuan mendekati nol dan memulai pembelian obligasi besar-besaran. Langkah tersebut dinilai dapat mengatasi krisis keuangan dan membuka jalan bagi pemulihan ekonomi.

"Kehadirannya sebagai pimpinan Federal Reserve dapat memberikan kepercayaan kepada publik bahwa bank sentral dapat mengatasi segala hambatan demi pemulihan ekonomi," tutur Daines.

Sementara itu, seorang penasihat Presiden Biden, menyatakan belum memutuskan apakah akan menunjuk kembali Powell, seorang bankir investasi dan pengacara yang dilantik Presiden Barack Obama dalam jajaran dewan direksi Federal Reserve pada 2012, lalu ditunjuk oleh Presiden Donald Trump menjadi Gubernur The Fed pada 2018.

"Dapat dimengerti bahwa setiap pengangkatan pejabat tinggi, merupakan hasil dari keputusan politik penguasa, di mana Powell tercatat terdaftar sebagai anggota Partai Republik," ujar penasihat Joe Biden.

Namun saat Demokrat berkuasa di eksekutif, lanjutnya, Biden dan penasihat strategis di bidang ekonoi menilai kebijakan makro yang dibuat Powell sebagai hal positif, dan masih mempercayai kinerja The Fed ke depannya.

Kritikan untuk Powell

Meski demikian, tidak semua politikus memiliki pandangan yang sama. Contohnya Senator Sherrod Brown dan Elizabeth Warren dari Partai Dmeokrat yang sempat mengkritik kebijakan Powell ihwal regulasi perbankan.

Brown sempat mengindikasikan jajaran direksi The Fed kurang beragam dari sisi ras, hanya dari kalangan kulit putih. Kritik juga datang dari para aktivis iklim, termasuk kelompok 350.org yang mendesak Biden mengganti Powell dengan pejabat yang pro-lingkungan.

Kelompok ini telah menyerukan protes besar-besaran bagi Powell dan jajarannya saat konferensi tahunan bank sentral yang diadakan pekan depan di Jackson Hole, Wyoming, AS.

Lebih jauh melalui pernyataan tertulis, mereka mengajukan tokoh yang dianggap dapat mengakomodir isu mereka yaitu Lael Brainard, ekonom wanita yang saat ini berada di jajaran direksi the Fed sebagai gubernur the Fed, selanjutnya Lisa Cook, seorang profesor ekonomi dari Michigan University sebagai wakil dan Sarah Bloom Raskin, mantan gubernur the Fed sebagai wakil bidang pengawasan.

Cook, yang merupakan tokoh penting dalam tim transisi Biden juga merupakan pilihan dari senator Demokrat Sherrod Brown.

Sementara itu kelompok 'kiri' justru menganggap bahwa kebijakan Powell saat ini gagal membantu masyarakat di kota-kota yang paling terdampak, khususnya mengenai program kredit pinjaman darurat perbankan.

Namun, aktivis progresif lainnya justru berbeda pandangan, misalkan dari Roosevelt Institute Mike Konsczal yang menyebut bahwa secara keseluruhan kinerja the Fed sukses, hanya perlu merombak jajarannya untuk lebih memaksimalkan pekerjaan.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut