Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Mau Redenominasi Rupiah Rp1.000 Jadi Rp1, Airlangga Sebut Bisa Berdampak ke Inflasi
Advertisement . Scroll to see content

Rupiah Ditutup Menguat pada Akhir Pekan, Bertengger di Rp16.200 per Dolar AS

Jumat, 02 Agustus 2024 - 15:42:00 WIB
Rupiah Ditutup Menguat pada Akhir Pekan, Bertengger di Rp16.200 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS pada akhir pekan, Jumat (2/8/2024). Rupiah naik 37 poin atau 0,23 persen ke Rp16.200 per dolar AS. (Foto: Dok. iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (2/8/2024). Rupiah naik 37 poin atau 0,23 persen ke level Rp16.200 per dolar AS dari sebelumnya di Rp16.237.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menyebut, pelemahan dolar dipengaruhi indeks manajer pembelian AS yang lemah dan data pasar tenaga kerja yang meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi terbesar di dunia tersebut. 

Selain itu, kabar rencana pemotongan suku bunga pada September oleh Federal Reserve berpotensi terlambat bagi ekonomi untuk mencapai soft landing.

"Data yang lemah juga muncul setelah Federal Reserve menandai potensi penurunan suku bunga pada bulan September, yang membuat pasar hampir sepenuhnya memperkirakan 25 basis poin pada bulan tersebut," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (2/8/2024).

Saat ini fokus pelaku pasar tertuju pada data penggajian nonpertanian yang akan datang, untuk isyarat lebih lanjut terkait kondisi ekonomi AS. Pasar tenaga kerja yang mendingin semakin mendorong prospek penurunan suku bunga oleh The Fed.

Selain itu, pasar juga berhati-hati mencermati perkembangan di Timur Tengah, di mana pembunuhan para pemimpin senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah memicu kekhawatiran bahwa kawasan itu dapat berada di ambang perang habis-habisan. Hal ini mengancam akan mengganggu pasokan minyak mentah dan jalur transportasi di Selat Hormutz.

Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kondisi deflasi atau menurunnya harga barang-barang yang terjadi dalam 3 bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.

Deflasi pada Juli 2024 dipengaruhi penurunan harga komoditas pangan, mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras, akibat pasokan yang cukup di pasar. Pada Juli 2024, terjadi deflasi bulanan sebesar -0,18 persen. Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya, yaitu -0,08 persen pada Juni 2024 dan -0,03 persen pada Mei 2024. 

Di saat yang sama, inflasi terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,69 persen dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi umum. Kelompok pendidikan diperkirakan akan terus menyumbang inflasi dalam dua bulan ke depan karena masih dalam masa Tahun Ajaran Baru.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp16.160-Rp16.230 per dolar AS.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut