Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Harta Kekayaan Heru Pambudi Sekjen Kemenkeu Capai Rp71 Miliar, Unggul Jauh dari Purbaya
Advertisement . Scroll to see content

Subsidi Energi Naik Rp69 Triliun, Menkeu: Jaga Daya Beli Masyarakat

Selasa, 17 Juli 2018 - 19:35:00 WIB
Subsidi Energi Naik Rp69 Triliun, Menkeu: Jaga Daya Beli Masyarakat
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Instagram)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyetujui penambahan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dari Rp500 per liter menjadi Rp2.000 per liter. Kebijakan itu diambil menyusul dinamika harga minyak mentah dunia yang naik menjadi 70 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.

Dia menuturkan, penambahan tersebut membuat belanja subsidi energi membengkak atau telah meleset dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Sri Mulyani memperkirakan belanja subsidi energi akan mencapai Rp163,5 triliun, naik 73 persen atau Rp69 triliun dari pagu APBN 2018 yang sebesar Rp94,5 triliun.

Dia menekankan dana subsidi menjadi sangat penting bagi masyarakat di tengah tekanan global yang bisa memengaruhi ekonomi nasional. Jika harga BBM menjadi mahal, pihaknya khawatir daya beli masyarakat makin tertekan dan justru menimbulkan inflasi yang tinggi.

"Namun, secara overall subsidi ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas terutama pada saat tekanan dari luar cukup besar sehingga menjadi confident," tuturnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Dia menambahkan, harga minyak dalam asumsi makro tahun ini sebesar 48 dolar AS per barel. Dengan banderol minyak dunia yang bergerak ke 70 dolar AS per barel, maka disparitas harganya sudah cukup besar.

PT Pertamina (Persero) selaku penyalur solar bersubsidi juga menanggung beban biaya dari perubahan harga minyak. Konsekuensi tersebut membuat pemerintah harus mengganti kerugian karena akan berpengaruh terhadap neraca keuangan Pertamina.

"Dan penetapan kenaikan bahwa subsidi per liter diperkirakan dibutuhkan untuk menjaga, pertama dari sisi Pertamina. Neraca Pertamina tetap terjaga yaitu kebutuhan mereka untuk menjalankan operasi maupun dari sisi potensi mereka keuntungannya dari sisi hulu maupun tekanan dari kegiatan hilir yang berhubungan dengan subsidi," kata wanita yang akrab disapa Ani ini.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani sebelumnya menegaskan, penambahan subsidi solar yang direalisasikan tahun ini nantinya sebesar Rp2.000 per liter dari sebelumnya Rp500 per liter. Penyesuaian itu menyikapi harga minyak mentah dunia yang naik hingga ke level 70 dolar AS per barel.

"Penetapannya 2018, sudah mulai tahun ini," ucap Askolani.

Meski Presiden Joko Widodo telah memutuskan tidak mengubah atau menambah anggaran negara tahun ini, kebutuhan akan anggaran subsidi BBM jenis Solar sangat diperlukan. Pasalnya, besaran subsidi Solar yang sebesar Rp500 per liter sudah tidak relevan. Hal ini juga sekaligus menutupi kerugian Pertamina yang telah mengganggu neraca keuangannya.

"Nanti nunggu penetapan dari Menteri ESDM (mengenai skemanya)," katanya.

Pemerintah sebelumnya menilai postur APBN 2018 cukup baik dan tidak mengalami deviasi yang besar dari sisi jumlah penerimaan dan jumlah belanja negara. Sementara, defisit lebih kecil dari yang direncanakan dari semula 2,19 persen menjadi 2,12 persen.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut