Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bank BNI Ajak Tukang Becak Gunakan QR Code
Advertisement . Scroll to see content

Survei: 55 Persen Transaksi di Indonesia Masih Andalkan Uang Tunai

Kamis, 06 September 2018 - 11:04:00 WIB
Survei: 55 Persen Transaksi di Indonesia Masih Andalkan Uang Tunai
ilustrasi. (Foto: Ant)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Transaksi keuangan masyarakat Indonesia sehari-hari masih mengandalkan uang tunai di tengah pesatnya teknologi yang mendorong pembayaran non-tunai.

Laporan “The G4S World Cash Report” menyebutkan 50-55 persen transaksi keuangan di Indonesia masih menggunakan uang tunai. Hal ini juga ditemukan di 18 negara dari 24 negara yang disurvei untuk laporan ini, seperti India dan Thailand, yang masih banyak menggunakan sistem tunai dan cash on delivery (CoD).

Selama 2012-2016, peredaran uang tunai di Indonesia mencapai Rp 528,53 triliun, tumbuh 53,1 persen. Sementara jumlah total penarikan uang tunai di ATM dalam periode yang sama meningkat 65,5 persen menjadi Rp2.353 triliun. Jumlah ATM di seluruh Indonesia pun mengalami peningkatan sebesar 54,3 persen menjadi 104.419 ATM.

Chief Executive G4S. Jesus Rosano mengatakan, pembayaran tunai tetap menjadi bagian penting dalam ekonomi global, termasuk Indonesia. Berbeda dengan opini yang beredar, survei tersebut menunjukkan kebutuhan akan uang tunai masih terus tumbuh dan berpengaruh pada PDB.

"Masyarakat percaya pada uang tunai. Uang tunai bebas digunakan dan selalu tersedia, bersifat rahasia, tidak bisa dibajak, dan tidak bergantung pada mobile apps di telepon genggam yang sangat bergantung pada kekuatan baterai. Sejumah karakter unik ini menjadikan uang tunai tetap signifikan bagi masyarakat di benua manapun mereka tinggal,” ujar Rosano melalui keterangan tertulis, Kamis (6/9/2018).

Dia menambahkan, survei itu juga menemukan bahwa masyarakat di berbagai belahan dunia menggunakan beragam pilihan metode pembayaran. Tidak ada satu wilayah pun di dunia ini yang hanya menggunakan satu pembayaran.

“Karena uang tunai tetap menjadi pilihan pembayaran yang penting, maka sangat penting bagi dunia bisnis dan institusi untuk mengatur siklus uang tunai mereka secara efisien,” ucapnya.

Kendati demikian, Rosano mengaku opsi pembayaran nontunai tumbuh pesat. Transaksi kartu debit, misalnya, tumbuh 84 persen pada periode 2012-2016, sementara transaksi kartu kredit tumbuh 37,7 persen dan transaksi eMoney tumbuh 578,9 persen.

Selain itu, meski masih kuat di Indonesia dan India, negara-negara lain seperti Korea Selatan dan Tiongkok memperlihatkan perubahan besar ke metode pembayaran elektronik dengan hadirnya Quick Response (QR) dan AliPay.

G4S melakukan survei di 47 negara yang meliputi 75 persen populasi global dan lebih dari 90 persen Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dunia. Survei ini menggunakan dua instrumen utama untuk mengukur peningkatan kebutuhan akan tunai yakni rasio Peredaran Uang Tunai (Currency in Circulation/CIC) terhadap PDB serta peningkatan penarikan uang tunai.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut