The Fed Dongkrak Kepercayaan Investor, Wall Street Ditutup Positif
JAKARTA, iNews.id - Bursa Saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup positif pada perdagangan Kamis (23/9/2021), seiring pertemuan The Federal Reserve (The Fed) yang mendongkrak kepercayaan investor.
Tiga indeks utama di Wall Street berada di zona hijau. Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup menguat 1,48 persen di 34.764,82. Emiten penggeraknya datang dari Salesforce 7,21 persen, JPMorgan 3,38 persen, American Express 3,50 persen, Chevron 2,48 persen, hingga Nike 1,36 persen.
S&P 500 (SPX) melesat 1,21 persen di 4.448,98. Sejumlah emiten yang paling aktif yaitu: Ford Motor 3,63 persen, Apple 0,67 persen, American Airlines 1,85 persen, Bank of America 3,86 persen, dan Carnival Corp 4,57 persen.
Nasdaq 100 (NDX) naik 0,92 persen di 15.316,58. Saham teraktif yaitu: Apple, AMD 1,70 persen, NVIDIA 2,47b persen, Facebook 0,80 persen, dan Microsoft 0,33 persen.
"Reaksi positif pergerakan di bursa menunjukkan investor lebih nyaman dengan kemungkinan tapering The Fed," kata Investment Analyst Tyler Ellegard, dilansir Investing, Jumat (24/9/2021).
The Fed mengisyaratkan akan memulai mengurangi program pembelian obligasi pada pertemuan selanjutnya di bulan November, melihat perkembangan ekonomi. Agenda tersebut diperkirakan akan selesai pada pertengahan 2022.
Dari segi makro, data pengangguran pekan ini secara tak terduga meningkat 16.000, meleset dari ekspektasi. Ekonom mengindikasikan adanya gangguan imbas dari badai tropis.
"Musim yang relatif tidak bersahabat, kami pikir ini juga dipicu Badai Ida, sehingga tertunda penyerapan tenaga kerja," kata Pantheon Macroeconomics dalam sebuah catatan.
Rebound saham-saham yang mendapat manfaat dari pelonggaran pembatasan pandemi berada dalam mode reli, seperti emiten maskapai penerbangan dan pelayaran yang meningkat hari ini.
Sementara emiten siklikal justru bergerak lebih tinggi mengingat kekhawatiran investor atas dampak krisis utang Evergrande mulai mereda. Hal ini hadir sebagaimana melihat upaya pemerintah China untuk membatasi dampak potensi kejatuhan raksasa properti itu.
Editor: Jeanny Aipassa