Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kanwil DJP WPB Optimalisasi Penagihan, Berhasil Amankan Penerimaan Negara Rp4,12 Triliun
Advertisement . Scroll to see content

24 Kantor Pelayanan Pajak Ditutup, Ini Daftarnya

Senin, 24 Mei 2021 - 12:27:00 WIB
24 Kantor Pelayanan Pajak Ditutup, Ini Daftarnya
Petugas memberikan keterangan pada wajib pajak yang akan melaporkan (SPT) tahunan. Foto:ANTARA/M Risyal Hidayat.
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan reorganisasi instansi vertikal Ditjen Pajak (DJP). Reorganisasi ini termasuk penutupan sejumlah Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 

Reorganisasi instansi vertikal DJP ini sesuai dengan amanat PMK 184/2020 yang menjadi perubahan atas PMK 210/2017. Direktur Pajak Suryo Utomo mengatakan, perubahan unit kerja di DJP berlaku per 24 Mei 2021. 

"Perubahan tersebut meliputi pembentukan kantor pajak baru, penggabungan, dan penutupan kantor pajak," kata dia di Jakarta, Senin (24/5/2021).

Berdasarkan reorganisasi itu, ada 24 KPP yang dihentikan operasinya. Akibatnya, wajib pajak yang terdaftar pada KPP yang dihentikan operasinya akan dipindahkan ke KPP yang masih beroperasi sesuai wilayah administrasi tempat wajib pajak terdaftar. 

Berikut 24 KPP yang dihentikan operasinya dan KPP tujuan peleburan:

1. KPP Pratama Medan Kota, dilebur ke KPP Pratama Medan Barat
2. KPP Pratama Teluk Betung, dilebur ke KPP Pratama Bandar Lampung Satu dan KPP Pratama Bandar Lampung Dua
3. KPP Pratama Jakarta Gambir Empat, dilebur ke KPP Pratama Gambir Satu
4. KPP Pratama Jakarta Setiabudi Empat, dilebur ke KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga
5. KPP Pratama Jakarta Keboyoran Baru Empat, dilebur ke KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu
6. KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga, dilebur ke KPP Pratama Kebayoran Baru Satu dan KPP Pratama Kebayoran Baru Dua

7. KPP Pratama Jakarta Sunter, dilebur ke KPP Pratama Tanjung Priok
8. KPP Pratama Cikupa, dilebur ke KPP Pratama Tigaraksa dan KPP Pratama Kosambi
9. KPP Pratama bandung karess, dilebur ke KPP Pratama Bandung Tegallega dan KPP Pratama Bandung Cicadas
10. KPP Pratama Bekasi Selatan, dilebur ke KPP Pratama Bekasi Utara dan KPP Pratama Bekasi Barat
11. KPP Pratama Purworejo, dilebur ke KPP Pratama Kebumen
12. KPP Pratama Surabaya Simokerto, dilebur ke KPP Pratama Surabaya Mulyorejo

13. KPP Pratama Jakarta tamansari Satu, dilebur ke KPP Pratama Jakarta Tamansari
14. KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua, dilebur ke KPP Pratama Jakarta Tamansari
15. KPP Pratama Jakarta Cakung Satu, dilebur ke KPP Pratama Jakarta Cakung
16. KPP Pratama Jakarta Cakung Dua, dilebur ke KPP Pratama Jakarta Cakung
17. KPP Pratama Karawang Utara, dilebur ke KPP Pratama Karawang
18. KPP Pratama Karawang Selatan, dilebur ke KPP Pratama Karawang
19. KPP Semarang Tengah Satu, dilebur ke KPP Pratama Semarang Tengah
20. KPP Pratama Semarang Tengah Dua, dilebur ke KPP Pratama Semarang Tengah
21. KPP Pratam Gresik Utara, dilebur ke KPP Pratama Gresik
22. KPP Pratama Gresik Selatan, dilebur ke KPP Pratama Gresik
23. KPP Pratama Banjarmasik Utara, dilebur ke KPP Pratama Banjarmasin 
24. KPP Pratama Banjarmasin Selatan, dilebur ke KPP Pratama Banjarmasin

Sementara untuk mengetahui wilayah administrasi baru unit vertikal DJP dapat dilihat melalui https://www.pajak.go.id/wilayah-administrasi. Kemudian terdapat sembilan unit kantor yang mengalami perubahan nama sehingga buat wajib pajak hanya mengalami perubahan nama KPP terdaftar. 

Selain itu, terdapat penambahan 18 KPP Madya sehingga wajib pajak yang terdaftar pada beberapa KPP Madya akan dipindahkan ke KPP Madya yang baru. Wajib pajak yang diadministrasikan pada KPP Madya ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Penataan organisasi tersebut menjadi salah satu strategi yang dijalankan oleh DJP untuk meningkatkan kapasitas organisasi sehingga birokrasi dan pelayanan publik dapat berjalan dengan sangkil dan mangkus.

Apalagi di tengah tantangan untuk mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp1.229,58 triliun, jumlah ini naik 2,57 persen dibandingkan target penerimaan pajak tahun 2020. Bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak tahun 2020 yang sebesar Rp1.072,02 triliun, maka penerimaan pajak tahun 2021 perlu tumbuh 14,69 persen (yoy) untuk mencapai target tersebut.

Penataan ini sekaligus untuk mendukung pencapaian tujuan pada Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2020-2024, yaitu penerimaan negara yang optimal. Untuk itu, DJP menjadikan perluasan basis pajak sebagai isu sentral dalam strategi pengamanan penerimaan pajak.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut