Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : FORMAS Ajak Rosan Temui Investor China di KEK Batang untuk Jajaki Peluang Kerja Sama 
Advertisement . Scroll to see content

Aktivitas Pabrik China di Juli Tumbuh Paling Lambat dalam 17 Bulan

Senin, 02 Agustus 2021 - 09:47:00 WIB
Aktivitas Pabrik China di Juli Tumbuh Paling Lambat dalam 17 Bulan
Aktivitas pabrik di China pada Juli 2021 melambat. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Aktivitas pabrik di China tumbuh pada Juli 2021 di laju paling lambat dalam 17 bulan terakhir. Ini terjadi karena biaya bahan baku yang lebih tinggi, pemeliharaan peralatan, dan cuaca ekstrem yang membebani aktivitas bisnis. 

Melambatnya aktivitas pabrik di China menambah kekhakwatiran terjadi perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. 

Adapun data Biro Statistik Nasional China (NBS) menunjukkan, Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur turun menjadi 50,4 pada Juli dari 50,9 pada Juni. Itu adalah angka terendah sejak PMI merosot ke 35,7 pada Februari 2020, setelah China melakukan lockdown untuk mengendalikan pandemi Covid-19. 

Seorang pejabat NBS mengatakan, sub-indeks PMI untuk produksi turun menjadi 51,0 pada Juli dari 51,9 pada Juni akibat pemeliharaan peralatan dan cuaca ekstrem. Sedangkan sub-indeks pesanan baru turun menjadi 50,9 dari 51,5 akibat permintaan yang melambat.

"Sinyal yang paling mengkhawatirkan adalah indeks pesanan ekspor baru, yang berada di level terendah sejak Juli tahun lalu," kata Kepala ekonom Pinpoint Asset Management Zhiwei Zhang, dikutip dari Reuters, Senin (2/8/2021).

Sementara itu, sub-indeks untuk pesanan ekspor baru telah turun selama tiga bulan berturut-turut mulai Mei. Sedangkan pada Juli lalu berada di level 47,7.

Sedangkan sub-indeks untuk biaya bahan baku berada di 62,9 pada Juli, dibandingkan dengan 61,2 pada Juni akibat meningkatnya biaya. Harga bahan baku yang tinggi telah menggerus profitabilitas perusahaan industri dan menghalangi beberapa eksportir China untuk menerima pesanan.

Indeks konstruksi juga turun menjadi 57,5 pada Juli dari 60,1 Juni karena cuaca ekstrem. Analis memperkirakan sektor ini akan menghadapi tantangan di tengah tindakan keras Beijing terhadap pasar properti.

Untuk mendukung ekonomi yang melambat, Bank Rakyat China (PBOC) pada pertengahan Juli lalu mengejutkan pasar dengan menurunkan rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk bank, menggelontorkan sekitar 1 triliun yuan dalam likuiditas jangka panjang.

Perekonomian China sebagian besar telah pulih dari gangguan yang disebabkan oleh pandemi, dengan sektor konsumsi dan jasa secara bertahap mengejar peningkatan ekspor dan manufaktur. Namun, produsen bergulat dengan tantangan baru termasuk harga bahan baku yang lebih tinggi, melonjaknya biaya logistik, dan macetnya rantai pasokan global, serta laju pertumbuhan produk domestik bruto yang diperkirakan akan moderat.

Negara ini juga berlomba untuk menahan wabah Covid-19 baru dari varian Delta yang lebih menular di kota timur Nanjing. Analis mengatakan, pendekatan tanpa toleransi China dapat menghadirkan risiko penurunan yang signifikan terhadap pemulihan ekonomi saat ini.

Sementara banjir di China tengah kemungkinan juga membebani aktivitas bisnis pada Juli, bersama dengan langkah pemerintah untuk mengekang produksi baja sejalan dengan upaya untuk mengurangi emisi.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut