Bank Dunia Prediksi Ekonomi Global Melambat di 2024
 
                 
                WASHINGTON, iNews.id - Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 akan melambat. Hal ini akan memperpanjang kemiskinan dan melemahkan tingkat utang di banyak negara berkembang.
Mengutip Reuters, hal ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor mulai dari pandemi Covid-19, perang di Ukraina dan lonjakan inflasi dan suku bunga di seluruh dunia. Paruh pertama tahun 2020-an tampaknya akan menjadi kinerja setengah dekade terburuk dalam 30 tahun.
 
                                PDB global diprediksi tumbuh 2,4 persen pada tahun ini, menurut perkiraan Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya. Hal ini lebih rendah jika dibandingkan dengan 2023 mencapai 2,6 persen, 3,0 persen pada 2022, dan 6,2 persen pada 2021 ketika terjadi pemulihan setelah pandemi berakhir.
"Hal ini akan membuat pertumbuhan lebih lemah pada periode 2020-2024 dibandingkan tahun-tahun setelah krisis keuangan global pada 2008-2009, krisis keuangan Asia pada akhir tahun 1990-an, dan penurunan pada awal tahun 2000-an," ujar Wakil Kepala Ekonom Bank Dunia, Ayhan Kose, Rabu (10/1/2024).
 
                                        Kose menambahkan, jika tidak memperhitungkan kontraksi pandemi pada tahun 2020, pertumbuhan tahun ini akan menjadi yang terlemah sejak krisis keuangan global tahun 2009. Pihaknya memperkirakan pertumbuhan global tahun 2025 sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 2,7 persen, namun angka ini turun dari perkiraan bulan Juni sebesar 3,0 persen karena adanya antisipasi perlambatan di negara-negara maju.
Sementara, Kepala Ekonom Grup Bank Dunia Indermit Gill menyampaikan, Bank Dunia memiliki tujuan untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem pada tahun 2030 yang tampaknya tidak akan tercapai karena aktivitas ekonomi terhambat oleh konflik geopolitik.
“Tanpa koreksi besar-besaran, tahun 2020-an akan menjadi dekade dengan peluang yang terbuang sia-sia,” ucap Gill dalam sebuah pernyataan.
“Pertumbuhan jangka pendek akan tetap lemah, membuat banyak negara berkembang, terutama negara-negara termiskin terjebak dalam perangkap, dengan tingkat utang yang sangat besar dan lemahnya akses terhadap pangan bagi hampir satu dari setiap tiga orang,” tuturnya.
Adapun, Bank Dunia menyampaikan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara emerging market dan berkembang adalah dengan mempercepat investasi tahunan senilai 2,4 triliun dolar AS yang diperlukan untuk transisi ke energi ramah lingkungan dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Bank Dunia mempelajari percepatan investasi yang cepat dan berkelanjutan setidaknya sebesar 4 persen per tahun dan menemukan bahwa hal tersebut meningkatkan pertumbuhan pendapatan per kapita, output manufaktur dan jasa, serta meningkatkan posisi fiskal negara.
Namun untuk mencapai percepatan tersebut umumnya memerlukan reformasi yang komprehensif termasuk reformasi struktural untuk memperluas perdagangan lintas batas dan aliran keuangan serta perbaikan dalam kerangka kebijakan fiskal dan moneter.
Editor: Aditya Pratama