Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gubernur BI Tegaskan Redenominasi Tak Pangkas Nilai Rupiah, Harga Tetap Sama
Advertisement . Scroll to see content

Bank Indonesia Sebut Ekonomi RI Saat Ini Jauh Lebih Kuat daripada 1998

Selasa, 11 September 2018 - 09:04:00 WIB
Bank Indonesia Sebut Ekonomi RI Saat Ini Jauh Lebih Kuat daripada 1998
ilustrasi. (Foto: Okezone.com)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) menilai menyamakan depresiasi nilai tukar rupiah saat ini dengan masa krisis pada 1998 sangat tidak relevan. Hal ini karena kondisi fondasi ekonomi domestik saat ini jauh lebih kuat dibanding 20 tahun lalu.

Direktur Eksekutif Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi mengatakan, salah satu indikator sederhana untuk melihat dampak nilai tukar rupiah adalah dengan membandingkan pergerakkan nilai tukar rupiah dengan harga barang atau inflasi.

"Saat ini inflasi cukup terkendali di sasaran pemerintah dan Bank Sentral, yakni 3,2 persen per Agustus 2018," kata Doddy di Jakarta, ditulis Selasa (11/9/2018).

Jika melihat data pada bulan yang sama di 1998, inflasi mencapai 78,2 persen.

Cara lainnya melihat kondisi nilai tukar, kata Doddy, adalah dengan menelisik level pergerakannya, bukan hanya terpaku pada level atau nominal psikologisnya.

Saat ini, rupiah berada di Rp14.900 per dolar AS. Namun, nilai rupiah bisa menyentuh angka tersebut dari level Rp13,400 per dolar AS selama kurun satu tahun, atau terdepresiasi sekitar 8 persen.

"Ini berbeda dengan angka kurs Rp15 ribu pada 20 tahun lalu, yang melemah dari level yang sangat dalam," katanya.

Pada September 1998, rupiah di level Rp10.750 per dolar AS atau melemah 254 persen dibanding September 1997 yang sebesar Rp3.030 per dolar AS.

Doddy menuturkan jika hanya melihat nilai tukar mata uang sebagai angka psikologis adalah kekeliruan. Nilai tukar mata uang seharusnya dilihat dari volatilitas pergerakannya.

"Bagi pelaku ekonomi yang relevan adalah seberapa cepat nilai tukar bergerak. Kalau bergerak ke Rp13.500 ke Rp15.000 per dolar AS presentase melemahnya hanya 7-8 persen. Itu akan sangat beda dampaknya ke kondisi keuangan," ujar Doddy.

Bank Sentral saat ini juga masih memiliki kecukupan amunisi menjaga stabilitas nilai tukar secara memadai, dibandingkan masa krisis 1998. Pada 20 tahun lalu, cadangan devisa hanya tersisa 17 milair dolar AS. Sedangkan, per Agustus 2018, cadangan devisa Indonesia terkumpul 117 miliar dolar AS.

Cadangan devisa menjadi parameter yang juga dilihat investor global untuk melihat daya tahan perekonomian suatu negara untuk menjaga stabilitas dari tekanan eksternal dan juga memenuhi kewajiban utang valasnya.

"Selain itu, Tahun 98 berapa tingkat kredit macet perbankan (NPL) ? lebih dari 30 persen, sekarang hanya 2,7 persen dan trennya terus turun, dan lain sebagainya. Yang jelas, tahun ini lebih baik daripada tahun 98. Jadi, ironis jika ada yang bilang tahun ini kita krisis seperti tahun 98," ujarnya.

BI berjanji akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan berbagai upaya, seperti intervensi ganda di pasar SBN dan valas, penurunan biaya barter (swap) valas dan juga penyesuaian kebijakan moneter.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut