Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Anggaran Covid-19 Capai Rp130,03 Triliun, Menkeu: Setara Bangun 67.708 Unit Sekolah
Advertisement . Scroll to see content

Belajar dari India, Pemerintah Waspadai Lonjakan Kasus dan Varian Baru Covid-19

Kamis, 22 April 2021 - 17:03:00 WIB
Belajar dari India, Pemerintah Waspadai Lonjakan Kasus dan Varian Baru Covid-19
Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, mengatakan pemerintah fokus pada kebijakan yang dapat mengendalikan lonjakan kasus dan penyebaran varian baru Covid-19

Menurut Sri Mulyani, hal itu harus diwaspadai Indonesia, karena dapat menjadi pukulan terhadap pemulihan ekonomi dan kegiatan masyarakat yang sudah mulai pulih di kuartal I-2021, sebagaimana yang terjadi di India. 

"Perkembangan terakhir kasus Covid-19 secara global, terjadi lonjakan kasus yang tinggi terutama di India, yang sudah mencapai 300.000 kasus per hari. Ini lonjakan yang luar biasa, dan memukul proses pemulihan ekonomi di negara itu, dan bisa berdampak bagi negara-negara lain," ujar Sri Mulyani, dalam jumpa pers tentang APBN Kita, di Jakarta, Kamis (22/4/2021). 

Terkait dengan itu, lanjutnya, pemerintah fokus pada kebijakan yang berkaitan dengan 4 motor penggerak ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2021, yakni program vaksinasi Covid-19 yang meluas, pengendalian kasus Covid-19 terutama saat libur lebaran, peningkatan konsumsi masyarakat, dan aktivitas terkait konsumsi masyarakat. 

Untuk di dalam negeri, lanjutnya, konsumsi masyarakat yang merupakan kontribusi terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukan peningkatan. Hal itu, terlihat pada Maret 2021 dimana indeks keyakinan konsumen naik dari 85,8 pada Februari 2021 ke 93,4 pada Maret 2021. 

Aktivitas konsumsi masyarakat juga meningkat pada area makanan, minuman, transportasi, pakaian, rekreasi, dan kebutuhan pakaian, dan rumah tangga. "Khusus untuk rekreasi, tentu bisa dilakukan selama memenuhi protokol kesehatan ketat," ujar Menkeu.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah memperkirakan konsumsi masyarakat akan menguat pada kuartal II 2021 dan ini menjadi basis keyakinan pemulihan ekonomi yang semakin positif, seperti terlihat dari indeks penjualan ritel yang meningkat, meskipun ada larangan mudik.

"Untuk itu, pemerintah fokus pada upaya untuk mengendalikan Covid-19, antara lain vaksinasi terus jalan, dan protokol kesehatan terus ditingkatkan saat ramadan dan idul fitri. Inilah yang menjadi titik fokus bagi titik balik ekonomi kita, agar mampu mengendalikan pertambahan kasus (Covid-19, Red)," ujar Sri Mulyani.

Dia menambahkan, untuk Indonesia kasus Covid-19 sudah di bawah 5.000 kasus per hari dan harus terus dipertahankan karena akan sangat menentukan bagi momentum pemulihan ekonomi. 

Selain itu, vaksinasi Covid-19 yang terus berjalan, juga menjadi indikator ekonomi Indonesia terus menunjukan perbaikan dan pemulihan ekonomi berjalan dengan kondisi yang positif. 

"Kinerja perekonomian kita akan berjalan bila Covid-19 terkendalikan. Dibandingkan dengan kondisi seluruh dunia, kita dalam posisi yang relatif cukup baik, tapi tentunya dengan perkembangan terakhir di India, kita harus waspada," ujar Sri Mulyani. 

Pernyataan Sri Mulyani sekaligus menegaskan pertimbangan yang mendasari keputusan pemerintah mengeluarkan larangan mudik Lebaran. Pasalnya, India mengalami gelombang tsunami Covid-19, setelah libur panjang Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Isaka pada akhir Maret dan Libur Paskah pada awal April 2021.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut