Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Sambut Tamu Negara di Acara BI: yang Hadir Berarti Sahabat
Advertisement . Scroll to see content

Berpeluang Jadi Gubernur BI, Bambang Brodjonegoro: No Comment

Kamis, 22 Februari 2018 - 01:01:00 WIB
Berpeluang Jadi Gubernur BI, Bambang Brodjonegoro: No Comment
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (Foto: iNews.id/Isna)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro masih belum bersedia berkomentar mengenai peluangnya menjadi Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023.

Saat kembali dikonfirmasi mengenai hal itu, Bambang tidak bersedia memberikan tanggapan. "Tanggapannya, tidak ada tanggapan. No comment," kata dia.

Sementara itu, ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri juga belum bersedia menanggapi peluangnya menggantikan Gubernur BI Agus Martowardojo yang akan purnatugas Mei 2018.

Masa kepimpinan Agus Martowardojo akan berakhir pada 15 Mei 2018. Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan mengirim nama calon Gubernur BI untuk uji kelayakan dan kepatutan pada pekan ketiga Februari 2018.

Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi memunculkan empat nama calon Gubernur BI, yaitu Bambang Brodjonegoro, Chatib Basri, Agus Martowardojo, dan Perry Warjiyo (Deputi Gubernur BI).

Agus Martowardojo juga masih enggan mengomentari peluang dirinya kembali dipilih sebagai pemimpin bank sentral.

Ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat 2 Februari 2018, Agus Marto hanya menjanjikan akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya sebagai Gubernur BI pada sisa masa jabatannya yang tinggal beberapa bulan lagi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya telah memeriksa latar belakang empat kandidat gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru. Hal ini termasuk Gubernur BI yang sekarang, yakni Agus Martowardojo.

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, secara historis bank sentral Indonesia sulit untuk bisa menjabat dua periode.

"Saya lihatnya kalau konteks Indonesia memang beda dengan AS misalkan gubernur bank sentral AS itu bisa terpilih sampai dua atau tiga periode. Tapi di Indonesia selalu kalau rezimnya berganti biasanya gubernur bank sentralnya juga ikut ganti," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, bank sentral Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang dapat meningkatkan efektivitas transmisi penurunan suku bunga acuan ke bunga kredit. Sebab, penurunan bunga kredit menjadi single digit merupakan tantangan terberat di tahun ini.

"BI sudah menurunkan 200 basis poin suku bunga acuan selama setahun terakhir tapi kalau kita perhatikan efek atau transmisi ke penurunan bunga kreditnya lambat ya, bunga kredit setahun terakhir ini turun 150 basis poin jadi ada gap 50 basis poin dari bunga acuan yg turun 200 tadi," ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut