Besok, Bandara Kertajati Majalengka Resmi Beroperasi
MAJALENGKA, iNews.id – Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang berlokasi di Desa Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, beroperasi mulai besok, Kamis (23/5/2018).
Rencananya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan akan melakukan pendaratan pertama (historical landing) dari Kota Bandung menuju BIJB. Pria yang biasa disapa Aher itu menyebut, bandara yang diinisiasi oleh tokoh dan masyarakat Jawa Barat menjadi bandara terbesar kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Aher juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Barat Periode 2003-2008, Danny Setiawan yang menjadi salah seorang penggagas BIJB.
"Saya harus sebut, tentu secara khusus Pak Danny Setiawan sebagai Gubernur Jabar sebelumnya dan teman-teman dari Kadin Jawa Barat. Mereka adalah yang menginisiasi dan merencanakan awal bandara ini hingga mendapatkan izin prinsipnya dari Kemenhub pada saat itu," kata Aher, beberapa waktu lalu.
Bandara ini akan diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. Setidaknya, akan ada dua pesawat dari Garuda Indonesia dan Batik Air yang melakukan historical landing. Manajer Area Bisnis BIJB, Agus Widodo mengatakan, bandara sudah terbuka untuk penerbangan sipil.
“Secara internasional sih, bandara ini sudah di-declare bahwa bandara kita sudah dapat untuk diterbangi untuk pesawat sipil jam 07:00 WIB atau 00:00 UTC, tapi untuk infrastruktur terminal, memang ada beberapa yang hal yang harus diselesaikan,” kata Agus di lokasi, Rabu (23/5/2018).
BIJB dibangun di atas lahan seluas 1.800 hektare yang pembangunannya dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama ini, areal yang dimanfaatkan baru 873 hektare dengan landasan terbang (runway) sepanjang 3.500 meter siap dioperasikan. Nantinya, akan ada satu runway tambahan lagi sepanjang 3.000 meter.
Total area apron komersial dan terminal BIJB tahap pertama hampir 50 hektare dan ditargetkan dapat menampung hingga 5 juta penumpang per tahun. Pada tahap akhir, area BIJB akan mencapai 1.800 hektare plus areal apron dan terminal 100 hekatare dengan kapasitas penumpang hingga 18 juta per tahun.
Pemerintah juga menginginkan bandara ini menjadi titik keberangkaan jemaah haji. Namun, hingga saat ini pesawat berbadan lebar yang biasa digunakan sebagai angkutan haji belum bisa mendarat di BIJB.