Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Toko Roti O Tolak Uang Cash Rupiah, Ini Kata Bank Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

BI: Surplus Neraca Dagang Jaga Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Senin, 16 Januari 2023 - 22:00:00 WIB
BI: Surplus Neraca Dagang Jaga Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) menyatakan surplus neraca dagang yang berlanjut menjaga ketahanan ekstrenal ekonomi Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca dagang Indonesia melanjutkan surplus pada Desember 2022, yakni 3,89 miliar dolar AS. 

Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca dagang Indonesia sejak Mei 2020, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 5,13 miliar dolar AS. 

Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 54,46 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 35,42 miliar dolar AS. 

"BI pun memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono di Jakarta, Senin (16/1/2023).

Ke depan, lanjutnya, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan guna semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Surplus neraca perdagangan Desember 2022 bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan non migas, sedangkan defisit neraca perdagangan migas sedikit meningkat. 

Pada Desember 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat 5,61 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor non migas, yang tercatat sebesar 22,35 miliar dolar AS. 

"Tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari kenaikan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti nikel, bijih logam, dan timah seiring dengan harga komoditas global yang masih tinggi," ungkap Erwin. 

Selain itu, lanjutnya, ekspor produk manufaktur, seperti mesin dan perlengkapan elektrik, serta pulp dari kayu, juga tercatat meningkat. Berdasarkan negara tujuan, ekspor non migas ke China, Amerika Serikat, dan India tetap tinggi dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia. 

"Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari USD1,69 miliar pada November 2022 menjadi USD1,73 miliar pada Desember 2022," tutur Erwin.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut