Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pangkalan Markas Air Force One Dikirimi Paket Mencurigakan,  Banyak Orang Sakit Tiba-Tiba
Advertisement . Scroll to see content

Buntut Pertemuan OPEC+, Demokrat Desak Pemerintah AS Hentikan Bantuan Militer ke Arab Saudi

Jumat, 07 Oktober 2022 - 18:21:00 WIB
Buntut Pertemuan OPEC+, Demokrat Desak Pemerintah AS Hentikan Bantuan Militer ke Arab Saudi
Senator Bernie Sanders dari Partai Demokrat Amerika Serikat. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Partai Demokrat Amerika Serika (AS) mendesak pemerintah menghentikan bantuan militer ke Arab Saudi. Hal itu merupakan buntut dari pertemuan OPEC+ yang memutuskan akan mengurangi produksi minyak menjadi 2 juta barel per hari mulai November 2022. 

Para senator Partai Demokrat mendorong Kongres AS segera memproses pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) No Oil Producing and Exporting Cartels atau NOPEC.

RUU NOPEC dirancang untuk melindungi konsumen dan bisnis AS dari lonjakan harga minyak akibat permainan atau kebijakan buatan OPEC. 

RUU NOPEC telah diloloskan oleh Senat AS pada awal Mei 2022. Agar berlaku, RUU NOPEC itu perlu disahkan oleh Kongres AS, sebelum ditandatangani menjadi undang-undang oleh presiden. 

Senator Bernie Sanders dari Partai Demokrat membuat cuitan di Twitter, menyatakan OPEC secara terang-terangan membuat keputusan yang dapat membuat gejolak harga minyak dan komoditas energi.

“Keputusan OPEC untuk mengurangi produksi minyak adalah upaya terang-terangan untuk meningkatkan harga minyak dan gas,” ujar Bernie Sanders, seperti dikutip CNBC, Kamis (6/10/2022). 

Dia bahkan mendorong pemerintah AS segera mengesahkan RUU NOPEC dan mengambil tindakan tegas terhadap Arab Saudi karena secara tidak langsung mendukung Rusia terkait keputusan OPEC+ tersebut. 

RUU NOPEC dapat membawa negara-negara OPEC dan mitranya ke tuntutan hukum karena mengatur pengurangan pasokan yang menaikkan harga minyak mentah global.

Tak hanya itu, RUU NOPEC juga mengarahkan OPEC dapat dituduh sebagai kartel, sehingga AS dan negara-negara sekutunya dapat menjatuhkan sanksi jika OPEC dinilai mempermainkan harga minyak. 

“Kita harus mengakhiri kartel penetapan harga ilegal OPEC, menghilangkan bantuan militer ke Arab Saudi, dan bergerak agresif ke energi terbarukan,” kata Bernie Sanders.

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Wina seusai pertemuan OPEC+, Rabu (5/10/2022), Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, membela keputusan pengurangan produksi minyak yang dilakukan organisasi itu. 

“Kami akan terus membuktikan bahwa OPEC+ ada di sini tidak hanya untuk tinggal tetapi di sini untuk tetap sebagai kekuatan moderat untuk mewujudkan stabilitas,” ujar Pangeran Abdulaziz bin Salman.

Sekretaris Jenderal OPEC, Haitham Al Ghais, juga mengatakan OPEC+ memutuskan untuk memberlakukan pengurangan produksi yang dalam guna memberikan keamanan dan stabilitas pasar energi.

Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken, mengatakan Washington telah menjelaskan pandangannya dan sangat menyayangkan keputusan OPEC+.

Ketika ditanya apakah AS kecewa dengan Arab Saudi yang mendukung keputusan OPEC+ tersebut, Menlu AS menyatakan AS memiliki kepentingan dengan Arab Saudi sebagai mitra strategis di Timur Tengah. 

Dia kembali menegaskan bahwa kemitraan strategis itu telah disampaikan Presiden Joe Biden, dalam kunjungan ke Arab Saudi 3 bulan lalu. 

“Kami memiliki banyak kepentingan sehubungan dengan Arab Saudi dan saya pikir Presiden telah menjelaskannya selama perjalanannya,” kata Antony Blinken.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut