Cadangan Nikel Nomor Satu di Dunia, Banyak Investor Tertarik Bangun Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim ekosistem industri baterai kendaraan listrik menjadi wacana menarik perhatian investor dalam dan luar negeri. Ini dasari pada bentuk energi masa depan di hampir banyak negara yang akan dikonversi menjadi baterai.
Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan para investor memintanya menyampaikan kesiapan Indonesia dalam merespons energi terbarukan (renewable energy), khususnya pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik.
"Saya sendiri beberapa waktu lalu diundang di beberapa acara webinar sebagai pembicara atau konferensi yang dihadiri investor dalam dan luar negeri. Mereka menyampaikan salah satu topik yang dibicarakan adalah di bidang karbon atau terkait dengan renewable energy, khususnya mengenai topik baterai," ujarnya, Selasa (2/2/2021).
Indonesia dinilai mampu membangun industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi. Keyakinan itu bertolak dari kondisi ekonomi Indonesia yang diklaim menempati posisi ke-7 sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2020.
Pertumbuhan ekonomi yang baik akan mempengaruhi kemampuan otoritas suatu negara untuk mengeksplorasi dan mengelola industri baterai. Dalam konteks itu, Indonesia memiliki kekuatan yang mumpuni untuk mendorong perkembangan industri baterai kendaraan listrik yang tengah digodok sejumlah BUMN energi
"Di sisi lain, kita sebagai negara yang memiliki posisi yang sangat kuat sumber daya mineral hulu, khususnya saat ini adalah mineral yang sangat dibutuhkan untuk memproduksi baterai. Salah satu kandungan paling utama untuk produksi baterai adalah nikel, dan Indonesia memiliki cadangan nomor 1 bisa berproduksi nikel di dunia saat ini," katanya
Tim Percepatan pembangunan industri baterai kendaraan listrik sendiri tengah menyusun roadmap atau peta jalan industri baterai hingga 2027 mendatang. Untuk mendukung itu, pemerintah tengah menggenjot pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Saat ini, sudah ada 32 titik SPKLU di 22 lokasi dan proyek percontohan (pilot project) 33 SPBKLU. Sementara pada 2021, direncanakan akan ada pengembangan sistem penyimpanan energi atau Energy Storage System (ESS).
Pada 2022, OEM ditargetkan akan mulai memproduksi kendaraan listrik di Indonesia. Lalu, pada 2024 smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) ditargetkan mulai beroperasi yang dikembangkan PT Aneka Tambang Tbk dan pabrik Pabrik Precursor baterai dan katoda mulai beroperasi yang dikerjakan Pertamina dan MIND ID.
Editor: Dani M Dahwilani