Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Breaking News: Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen di Kuartal III 2025
Advertisement . Scroll to see content

Dampak Global, Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Direvisi Turun ke 5 Persen

Minggu, 19 Agustus 2018 - 11:21:00 WIB
Dampak Global, Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Direvisi Turun ke 5 Persen
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Advertisement . Scroll to see content

KUALA LUMPUR, iNews.id - Bank Sentral Malaysia merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 5 persen. Revisi ini setelah produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua negara itu dirilis di bawah ekspektasi atau tumbuh 4,5 persen.

Mengutip Xinhua, Minggu (19/8/2018), Gubernur bank sentral Malaysia Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan, pertumbuhan PDB semester pertama sebesar 4,9 persen lebih rendah dari ekspektasi. Dengan demikian, otoritas moneter merevisi turun pertumbuhan setahun penuh untuk mencerminkan gejolak global baru-baru ini.

Bank sentral sebelumnya memproyeksikan ekonomi Malaysia bisa tumbuh antara 5,5 persen hingga 6 persen tahun ini. Namun, di kuartal pertama ekonomi tumbuh 5,4 persen dari capaian sepanjang tahun lalu 5,9 persen.

Kuartal kedua ini ekonomi tumbuh lebih buruk sebesar 4,5 persen karena gejolak harga komoditas di sektor pertambangan dan pertanian. Sementara sektor jasa, manufaktur dan konstruksi menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,5 persen, 4,9 persen dan 4,7 persen pada kuartal kedua. Adapun sektor pertanian dan pertambangan turun tajam dengan tumbuh 2,5 persen dan 2,2 persen.

Menurut Nor Shamsiah, pertumbuhan tahun ini akan didukung oleh belanja sektor swasta karena kebijakan tax holiday dari Juni hingga Agustus. Pemerintah Malaysia sejak Juni menghapuskan Pajak Barang dan Jasa, dan akan memperkenalkan kembali bentuk baru Pajak Penjualan dan Jasa pada bulan September.

Nor Shamsiah mengatakan, salah satu titik terang untuk pertumbuhan kuartal kedua adalah investasi swasta yang lebih tinggi sebesar 6,1 persen di tengah optimalisasi utilitasi yang berkelanjutan. Konsumsi swasta juga tumbuh kuat sebesar 8 persen, didukung oleh terkereknya pendapatan yang berkelanjutan dan sentimen yang lebih baik. Sebaliknya, investasi sektor publik mengalami kontraksi hingga 9,8 persen, sementara investasi publik tumbuh hanya 3,1 persen.

Nor Shamsiah, yang melihat eskalasi ketegangan perdagangan dan volatilitas pasar keuangan sebagai dua risiko utama untuk ekonomi. Jika perselisihan perdagangan global meningkat dan memengaruhi lebih banyak produk dan negara, maka ekonomi global terguncang dan Malaysia pun akan terpengaruh.

Namun, karena ekonomi Malaysia terdiversifikasi, ia yakin kegiatan domestik yang berkelanjutan akan memberikan beberapa bantalan bagi negara. Mengomentari dampak krisis Lira Turki baru-baru ini, dia mengatakan bahwa dampaknya ke Malaysia kecil dan tidak menjadi perhatian utama. "Kami mengubah perkiraan pertumbuhan untuk 2018 dari 5,5 persen menjadi 5 persen. Kami bertahan dengan perkiraan pertumbuhan 5 persen untuk 2019 untuk saat ini, tetapi ada risiko," katanya.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia yang melambat di kuartal dua juga berasal dari transisi politik setelah pemilihan Mei. Riset ANZ juga mengatakan, dalam perkiraan PDB setahun penuh sebesar 5,4 persen sekarang tidak mungkin dipenuhi karena pertumbuhan kuartal kedua secara signifikan di bawah ekspektasinya.

"Prospek perdagangan merupakan risiko utama. Ada kerugian dalam momentum dalam ekspor selama beberapa bulan terakhir, karena ketegangan dari ketegangan perdagangan global menjadi jelas. Ada risiko penurunan yang jelas untuk ramalan pertumbuhan PDB setahun penuh kami," katanya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut