Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dekan FEB Untar Sebut Transformasi Industri Ritel dari Warung ke E-commerce Ubah Perilaku Konsumen
Advertisement . Scroll to see content

Digitalisasi Ekonomi, BI Siapkan Mitigasi untuk Minimalkan Risiko

Rabu, 31 Maret 2021 - 15:02:00 WIB
Digitalisasi Ekonomi, BI Siapkan Mitigasi untuk Minimalkan Risiko
Digitalisasi turut memberikan dampak bagi aktivitas perekonomian. (Foto: Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id  - Digitalisasi turut memberikan dampak bagi aktivitas perekonomian. Bank Indonesia (BI) menilai digitalisasi dalam ekonomi perlu dioptimalkan dan meminimalkan risiko yang ada.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengatakan, bank sentral akan meminimalkan risiko dan ekses negatif yang terkait dengan digitalisasi ekonomi nasional. "Kami di bank sentral juga melihat bahwa kami memiliki tantangan bagaimana kami mencari titik keseimbangan antara upaya mengoptimalkan peluang yang diusung oleh inovasi digital tetapi juga mengupayakan memitigasikan risiko," ujar Filianingsih dalam forum diskusi virtual, Rabu (31/3/2021).

Dia menambahkan, dengan adanya digitalisasi, BI perlu bergerak secara selaras dengan upaya menjaga stabilitas moneter, menjaga stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran. Tidak hanya itu, dia menyebut industri juga perlu melakukan perubahan.

"Bagi industri sendiri kita lihat perlu juga untuk melakukan transformasi digital secara end-to-end supaya bisa mampu untuk menjaga daya saingnya, jadi enggak bisa di comfort zone harus melakukan transformasi," kata dia.

Filianingsih menyampaikan, digitalisasi telah melahirkan pola baru dalam aktivitas ekonomi. Hal ini ditandai dengan munculnya tiga hal baru. Pertama adalah teknologi baru. 

Mengenai teknologi baru atau disebut sebagai teknologi digital telah hadir di setiap sendi kehidupan dan hampir seluruh aktivitas baik individu maupun korporasi juga terpapar dengan inovasi digital ini. Teknologi baru pertumbuhannya pun eksponensial saat ini. 

Kedua, model bisnis baru, di mana saat ini telah banyak lahir model bisnis baru yang sangat inovatif. Dia menyebut, teknologi digital memungkinkan terjadinya model bisnis yang baik yang bundling maupun unbundling. 

Di era saat ini juga penting untuk berkolaborasi model bisnis antara berbagai pelaku salah satunya di sistem pembayaran. Terakhir yaitu pemain baru, di mana dengan merebaknya teknologi digital memungkinkan banyaknya pemain baru khususnya non-bank. 

Hal ini terlihat terutama pada retail payment, di mana peran non-bank semakin menguat sekaligus mengubah struktur dan tatanan sektor keuangan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut