Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Temukan 4 Modus Penyelundupan Komoditas Ekspor, Apa Saja?
Advertisement . Scroll to see content

Dirut Pelindo IV Ungkap Pentingnya Ekspor Langsung dari Indonesia Timur 

Rabu, 11 Desember 2019 - 21:48:00 WIB
Dirut Pelindo IV Ungkap Pentingnya Ekspor Langsung dari Indonesia Timur 
Direktur Utama (Dirut) PT Pelindo IV (Persero), Farid Padang menyampaikan pentingnya melakukan ekspor langsung di kawasan Indonesia timur. (Foto: iNews.id/Aditya Pratama)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama (Dirut) PT Pelindo IV (Persero), Farid Padang menyampaikan pentingnya melakukan ekspor langsung di kawasan Indonesia timur. Pasalnya, selama ini untuk melakukan ekspor dari Indonesia bagian timur harus melalui Surabaya dan Jakarta sebelum akhirnya dikirim ke luar negeri.

Farid mencontohkan pelabuhan milik Pelindo IV di Makassar, Sulawesi Selatan yang berhasil menjalankan ekspor sejak tahun 2015. Dia menyebut, SIPC merupakan perusahaan pelayaran internasional pertama yang mengangkut komoditas dari Makassar hingga dapat menyebabkan deflasi.

"Jadi, kalau CMG yang dilakukan di Kalibaru, malah kita lakukan dari Makassar. Pertama kali hanya 40 kontainer, sekarang 4.000 kontainer, itu tahun 2016 pernah terjadi deflasi di Sulawesi Selatan. Nah, waktu itu menjelang Lebaran terjadi deflasi," ujar Farid dalam Diskusi IDX Channel Economic Outlook di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

"Sudah saatnya sekarang pemerataan industri harus ada di Indonesia timur supaya nanti ekspor bukan hanya basis komoditi tapi basis value added, barang jadi," katanya.

Dia juga menyampaikan ada empat poin manfaat ekspor langsung di wilayah Indonesia timur khususnya dari Sulawesi Selatan. Pertama cost efficiency sekaligus untuk memangkas waktu. 

Dia mencontohkan saat melakukan ekspor ke China selama 24 hari melalui Surabaya dan Jakarta. Bahkan, statusnya berubah dari domestik beralih menjadi ekspor di Surabaya-Jakarta.

"Sehingga kalau waktunya bisa lebih dari 20 hari, padahal kemampuan pendingin kontainer itu hanya 20 hari, pada saat lebih dari 20 hari maka yang terjadi kualitas grade ekspor A akan turun menjadi grade B atau C. Berarti nilai ekspor yang sudah dibawa barang mentah yang terjadi di sana di-reject kemudian turun harganya. Apabila harganya turun, seorang eksportir akan mendapat harga murah juga dari importir yang ada di China atau Jepang," ucap Farid.

Manfaat kedua akan memangkas waktu dan biaya. Pasalnya biaya per kontainer 200 box port to port per kontainer.

"Yang paling penting adalah L/C (Letter of Credit), kalau ekspor selama ini lewat Surabaya-Jakarta L/Cnya diterbitkan 40 hari, L/C baru on board di Surabaya dan Jakarta baru L/C terbit. Seorang eksportir baru bisa dapat modal balik setelah L/C terbit, masuk ke bank, tapi ini 30 hari kita ubah jadi 2 hari, karena permohonan langsung dari Makassar," kata dia.

Farid juga menyebut bahwa pelabuhan di Makassar telah memiliki pelayanan satu atap termasuk surat edaran dari Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah yang berisikan apabila eksportir yang tidak taat akan dicabut izinnya.

"Nah pelayanan satu atap kita keluarkan surat asli barang. Kami bikin tiga aplikasi semuanya CCO dikeluarkan oleh kita dengan Bea Cukai, Karantina, sama agen setempat, sudah jalan di Pelabuhan Makassar, nanti akan jalankan di 21 pelabuhan yang memang punya terminal peti kemas," ujar Farid.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut