Dukung Geotermal, Sri Mulyani Tidak Ingin RI Bernasib seperti Islandia

JAKARTA, iNews.id - Cadangan panas bumi (geotermal) terbukti di Indonesia mencapai 29 gigawatt. Namun, potensi ini baru dipakai 7 persen atau 1.348 megawatt pada 2018.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengaku tidak ingin Indonesia bernasib seperti Islandia. Negara Eropa Utara itu mengalami krisis energi lantaran mengabaikan potensi geotermal yang dimiliki oleh negaranya.

Baca Juga

Menaker: Gubernur Wajib Umumkan UMP 2026 Paling Lambat 24 Desember

"Saya teringat kunjungan saya ke Islandia. Sebagai ekonom, saya melihat Islandia sebagai negara totally bangkrut karena impor energinya," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Dia menyebut, negara yang terkenal dengan cuaca dingin itu harus mengimpor BBM dalam jumlah besar untuk menghangatkan suhu rumah warganya. Padahal, Islandia memiliki potensi panas bumi yang besar.

Baca Juga

Tambah Kapasitas, Geo Dipa Bangun PLTP Unit 2 Dieng dan Patuha

"Jadi bayangkan kebutuhan mereka untuk heater (pemanas) sangat besar dan sangat tergantung energi dari fuel (BBM), neraca pembayaran mereka jeblok karena impor, di dalam rangka hidup hangat saja," kata dia.

Saat krisis energi itulah, kata Sri Mulyani, Islandia baru berpikir untuk memanfaatkan potensi geotermal di perut bumi. Atas dasar itulah, dia tidak ingin Indonesia terlambat seperti Islandia. Pemerintah siap mendukung proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

"Saya rasa Indonesia tidak perlu di-drive memilih seperti itu (Islandia), kami di Kemenkeu siap bekerja sama dengan Menteri ESDM, Menteri BUMN, Menko Perekonomian, Menko Maritim, dan seluruh BUMN termasuk PLN untuk bisa mengembangkan karunia Tuhan yang luar biasa bagi bumi Indonesia. Masa diberi hadiah tidak bisa digunakan," tuturnya.

Editor: Rahmat Fiansyah