Ekonomi Indonesia Kuartal III dan IV Diprediksi Membaik tapi Negatif
JAKARTA, iNews.id - Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah memprediksi ekonomi Indonesia pada kuartal III dan IV tahun ini membaik. Namun, pertumbuhan masih negatif akibat pandemi Covid-19.
“Kuartal III ini kita yakini masih negatif. Triwulan IV juga kita perkirakan masih negatif. Membaik tapi tetap negatif,” katanya kepada Antara di Jakarta, Senin.
Piter menjelaskan perekonomian Indonesia berpotensi tumbuh negatif di kuartal III dan IV karena sumber permasalahannya adalah masih ada wabah. “Negatif itu sebenarnya disebabkan wabah jadi selama wabahnya masih ada meskipun kita otak-atik ekonominya percuma. Ya, tetap akan negatif,” ujarnya.
Menurut Piter, berbagai pemberian stimulus dan bantuan pemerintah selama ini adalah bertujuan agar perekonomian tidak mati bukan supaya kembali normal.
Dia menyebutkan konsumsi dan investasi akan tetap turun selama wabah masih berlangsung sehingga bantuan dari pemerintah tidak akan mampu membuat perekonomian tumbuh positif. “Kalau mendorong perekonomian sampai positif itu tidak mungkin, jadi tujuannya adalah menyelamatkan masyarakat agar bisa bertahan hidup,” katanya.
Dia mencontohkan orang bergaji Rp4 juta per bulan terkena PHK kemudian mendapat bantuan Rp600 ribu dari pemerintah, maka tingkat konsumsi masyarakat tersebut tidak setinggi seperti saat masih bekerja.
“Dengan Rp600 ribu kita berharap konsumsi naik seperti waktu dia gajinya Rp4 juta kan tidak mungkin. Jadi konsumsinya tetap turun, tapi tetap konsumsi dan tetap hidup,” ujarnya.
Piter menyarankan pemerintah masih harus ekspansi terhadap berbagai insentif, stimulus, dan bantuan sosial (bansos) terutama untuk masyarakat yang benar-benar terdampak. “Mungkin sekarang masih ada keluhan yang dibantu siapa, yang kena PHK siapa. Artinya bantuan itu belum menyentuh semua yang membutuhkan,” katanya.
Sebab itu, dia menyarankan agar pemerintah dapat memperbaiki data terkait penerima manfaat agar bantuan dapat tersalurkan secara cepat dan tepat. “Kalau mau ditambah ya perlu ditambah agar semua yang terdampak mendapat bantuan,” ujar Piter.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal kedua 2020 minus 5,32 persen. Pertumbuhan ekonomi negatif ini merupakan yang pertama kalinya sejak periode 1999. Jika pada kuratal III kembali negatif, Indonesia dipastkan masuk resesi.
Editor: Dani M Dahwilani