Ekonomi Kuartal II Minus 3,8 Persen, Indef: Faktor Utama PSBB dan Larangan Mudik
JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II menjadi minus 3,8 persen. Sementara itu, proyeksi sebelumnya di level minus 3,2 persen.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, faktor utama menurunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi karena adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan mudik saat masa pandemi Covid-19 di Tanah Air.
"Faktor utama ada di PSBB dan larangan mudik yang membuat konsumsi rumah tangga melambat. Momen Lebaran biasanya orang belanja dan mudik sehingga ekonomi lebih tinggi dari kuartal lainnya," ujar Bhima kepada iNews.id, Minggu (21/6/2020).
Bhima menuturkan, faktor lainnya karena realisasi belanja pemerintah dalam bentuk stimulus terbilang masih rendah, khususnya untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang belum mencapai 1 persen.
Selain itu, kinerja ekspor cenderung tertekan akibat turunnya permintaan negara tujuan tradisional yakni Amerika Serikat (AS), China dan negara kawasan Eropa. "Investasi akan tertunda menimbang risiko disaat pandemi yang meningkat," kata dia.
Dia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV tahun ini belum akan membaik. Hal itu dilatarbelakangi karena masyarakat masih menahan belanja khawatir terjadinya gelombang kedua.
"Masyarakat masih menahan belanja, padahal 56 persen porsi terbesar PDB disumbang oleh konsumsi rumah tangga," ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk