Ekonomi Masuk Resesi, Pengamat Sarankan Pemerintah Lakukan Ini
JAKARTA, iNews.id - Ekonomi Indonesia disebut-sebut sudah masuk jurang resesi. Pasalnya, ekonomi nasional selama enam bulan berturut-turut negatif.
Pada kuartal II 2020 ekonomi nasional minus 5,32 persen year on year (yoy). Sementara pada kuartal III 2020 diperkirakan minus 3 persen. Meski membaik dari kuartal sebelumnya, jurang resesi tidak dapat dihindari lagi.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebut, dampak resesi ekonomi Indonesia sudah dirasakan. Kinerja sejumlah sektor bisnis belum mengalami pemulihan (recovery) sejak terdampak pandemi Covid-19.
Akibatnya, tingkat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sekani melonjak. Dampak lain adalah penurunan income masyarakat karena kehilangan lapangan pekerjaan. Hal ini semakin memperkuat terjadinya penurunan daya beli atau konsumsi masyarakat.
"Dampak resesi itu sudah kita alami, lonjakan PHK dan turunnya income sebagian masyarakat yang kemudian menurunnya permintaan sehingga dunia usaha juga menurun juga," kata Piter saat dihubungi, Jakarta (5/11/2020).
Meski begitu, dia menegaskan, persoalan ini mulai ditangani pemerintah. Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti Jaring Pengaman Sosial, pemerintah berupaya mendorong atau menjaga tingkat konsumsi masyarakat.
Piter menyarankan, pemerintah terus menggenjot langkah penanganan Covid-19 dan (PEN) untuk mencegah dampak buruk resesi lebih dalam lagi.
"Seperti saya sudah sampaikan ke depan akan lebih ditentukan oleh penanganan pandemi. Saat ini perekonomian sudah mulai sedikit membaik. Apabila kasus Covid-19 terus melandai bahkan menurun, mobilitas masyarakat bisa kembali meningkat maka perekonomian akan secara bertahap akan bangkit. Dampak dari resesi memang tidak serta merta hilang, perlu waktu, utamanya pandemi harus berakhir dulu," kata dia.
Editor: Ranto Rajagukguk