Ganjil-Genap Tol Jakarta-Cikampek, Organda Sebut Hambat Ekspor
JAKARTA, iNews.id – Pemberlakuan ganjil-genap di tol Jakarta-Cikampek memang efektif memperlancar arus lalu lintas di ruas tol itu. Namun, masih ada sisi negatif yang membuat pengguna ruas tol merugi.
Ketua Angkutan Barang Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Angkutan Darat (DPP Organda) Ivan Kamadjaja menuturkan, angkutan logistik cukup dirugikan dari kebijakan ganjil-genap di ruas toal tersebut karena harus melalui jalur alternatif yang justru memperpanjang jarak tempuh. Kalaupun bisa melewati ruas tol, angkutan logistik golongan IV dan V dibatasi mulai pukul 06.00-09.00 WIB, dan hanya berlaku pada tiga titik, yakni Gerbang Tol (GT) Bekasi Barat 1, GT Bekasi Barat 2 dan Bekasi Timur.
"Di Kadin kita ada rapat, dari pemilik barang ini berkaitan dengan produksi dan pengiriman ekspor mereka pada mengeluh. Karena di satu sisi diminta oleh presiden untuk meningkatkan ekspor tetapi di sisi lain ada pembatasan-pembatasan logistiknya," ujar Ivan ditemui di acara Forum Discussion Group (FDG) yang berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Dia menambahkan, selain tak efektif, penggunaan jalur alternatif juga berpengaruh terhadap beban biaya yang dikeluarkan. Pada akhirnya perusahaan yang mendistribusikan barang yang berorientasi ekspor itu harus merugi.
"Kalau truk itu tidak bisa lewat tol tetapi lewat jalur alternatif itu kan sudah pasti lebih lama dan cost-nya lebih tinggi dong pastinya. Kalau menyesuaikan itu bisa saja, tapi ada cost lebih besar," ucapnya.
Dampak dari penerapan sistem ganjil-genap tersebut juga dinilai membuat angkutan logistik akhirnya menumpuk pada satu ruas karena menantikan waktu untuk bisa melintas ke tol Jakarta-Cikampek.
"Tetapi, ini bisa dicek adanya penumpukkan truk-truk itu, akhirnya nunggu jam 6 untuk jalan yang menimbulkan suatu kemacetan baru. Maksud saya adanya pembatasan ini salah satunya truk ini mendingan nunggu ketimbang lewat jalur alternatif," katanya.
Organda berharap kepada pemerintah agar angkutan logistik diperbolehkan kembali melalui ruas Tol Jakarta-Cikampek. Pasalnya, permasalahan kemacetan dipicu angkutan pribadi yang volumenya banyak. Sementara, volume angkutan logistik golongan IV dan V hanya 3 persen saja.
"Jadi, kaitan dengan Jakarta-Cikampek merupakan harapan daripada industri maupun dari asosiasi angkutan barang itu agar dipertimbangkan untuk diperbolehkan lewat. Jadi, untuk mendukung eskpor ini, pembatasan ini kami melihat tidak konsisten. Golongan IV dan V ini hanya 3 persen, enggak akan signifikan," katanya.
Editor: Ranto Rajagukguk