Gubernur BI Beberkan 3 Strategi untuk Atasi Pelemahan Rupiah

JAKARTA, iNews.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan optimismenya bahwa nilai tukar rupiah akan kembali menguat. Namun, dia menyebut ada sejumlah hal yang akan membuat pergerakan nilai tukar bergerak naik-turun.

"Apakah BI masih meyakini Rupiah ke depan menguat? Yes, fundamentalnya akan menguat, tapi dari gerakan bulan ke bulan, faktor-faktor informasi dan sentimen akan membuat volatilitas naik turun," ucap Perry dalam Konferensi Pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juni 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Baca Juga

Uni Eropa Longgarkan Target Kendaran Listrik pada 2035, Perusahaan Rintisan Gigit Jari

Perry pun membeberkan tiga strategi yang disiapkan BI untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Lalu obatnya bagaimana? Jamunya apa? Di moneter, ada tiga instrumen. Satu intervensi, kedua menaikkan suku bunga SRBI, dan yang ketiga adalah BI rate," tuturnya.

Baca Juga

Tok! BI Tahan Suku Bunga di 6,25 Persen, Meski Dolar AS Tembus Rp16.400

Dia mengungkapkan, BI saat ini telah mengombinasikan intervensi dengan memperkuat operasi moneter yang pro-market yang kemudian dioptimalisasi. Penggunaan instrumen SRBI untuk melakukan operasi pro-market di pasar dan menarik lebih banyak aliran modal asing supaya masuk dan menambah supply.

"Ke depannya, demand untuk korporasi umumnya puncaknya di triwulan II, dan di triwulan III agak menurun. Sehingga, apakah BI masih yakin bahwa tren menguat? Yes. Karena semua faktor fundamental mendukung penguatan Rupiah," ucapnya. 

Adapun faktor-faktor tersebut antara lain inflasi yang rendah, growth bagus, kredit bagus, dan neraca pembayaran bagus. Selain itu, dia menyebut masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga BI.

"Ini kalau tidak ada masalah global, tidak ada ketegangan politik, tidak ada persepsi terhadap stabilitas fiskal, maka mestinya ruang penurunan suku bunga akan terbuka," ujar Perry.

Editor: Aditya Pratama