Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Purbaya Sebut Bukti APBN Dikelola Efektif
Advertisement . Scroll to see content

Hadapi Dampak Perang Rusia-Ukraina, Sri Mulyani: Butuh Peran Super KSSK

Kamis, 14 April 2022 - 09:10:00 WIB
Hadapi Dampak Perang Rusia-Ukraina, Sri Mulyani: Butuh Peran Super KSSK
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan butuh peran super Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menghadapi dampak perang Rusia-Ukraina

Menurut dia, KSSK yang terdiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan terus berkoordinasi untuk menjaga pemulihan ekonomi dan yang mengalami tekanan akibat dampak perang Rusia-Ukraina. 

"Saya bersama Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua DK OJK @wimboh.ojk, dan Ketua DK LPS Purbaya Yudhi Sadewa akan terus memperkuat koordinasi dan pemantauan bersama, termasuk melalui respons kebijakan yang terkoordinasi dan tersinergi," ujar Sri Mulyani, dalam akun Instagramnya @smindrawati di Jakarta, Kamis(14/4/2022).

Menurut dia, ada 3 peran super KSSK dalam menghadapi berbagai eskalasi dari perang Rusia-Ukraina, yang telah memicu kenaikan harga minyak dan komoditas energi lainnya, serta menimbulkan goncangan pasar keuangan. 

Berikut 3 peran super KSSK dalam mencermati berbagai faktor risiko global yang perlu diwaspadai: 

1. Mengatasi risiko dinamika perang Rusia-Ukraina. Perang yang berkepanjangan dengan keterlibatan lebih banyak negara akan meningkatkan risiko baik bagi perekonomian maupun stabilitas sistem keuangan (SSK).

2. Mengatasi dampak perkembangan harga komoditas global, terutama energi dan pangan, terhadap inflasi yang akan memengaruhi kinerja korporasi dan rumah tangga. 

3. Langkah kebijakan moneter negara maju, baik melalui kenaikan suku bunga acuan maupun normalisasi balance sheet yang dapat menyebabkan volatilitas pasar keuangan dan kenaikan cost of fund.

"Mengantisipasi ketiga hal itu, APBN akan terus memberikan respons aktif dan antisipatif serta menjadi shock absorber untuk melindungi kesehatan dan daya beli masyarakat. APBN juga akan terus dijaga kesehatannya agar mampu menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi," ujar Sri Mulyani.

BI melalui instrumen moneter terus menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, termasuk melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif untuk turut mendorong pemulihan ekonomi.

OJK akan memperkuat ketahanan sektor jasa keuangan dan menjaga SSK, termasuk mendorong peran industri jasa keuangan dalam menopang pemulihan ekonomi.

LPS akan memperkuat sinergi dengan implementasi program penjaminan simpanan dan resolusi perbankan yang kredibel.

"Langkah kebijakan yang ditempuh oleh masing-masing lembaga akan terus dikoordinasikan KSSK untuk menjaga efektivitas dan ketepatan sasaran dari kebijakan," tutur Sri Mulyani.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut